Pakar Soal Balap Motor Ekstrem di Pantai: Tingkat Kesulitan Luar Biasa

CNN Indonesia
Kamis, 05 Jan 2023 13:29 WIB
Menurut pakar keselamatan berkendara, balapan di pantai sangat sulit dan berisiko apalagi tak pakai perlengkapan keselamatan lengkap. (Istockphoto/Prompilove)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi balap sepeda motor di Pantai Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat berujung kecelakaan. Insiden ini lantas viral di media sosial.

Dalam video yang viral tersebut, terlihat sejumlah skuter matik (skutik) adu cepat di lintasan pasir. Para pembalap menggunakan skutik yang sudah dimodifikasi untuk kebutuhan balap, namun tidak pada bagian ban.

Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu mengatakan balapan di alam terbuka seperti di pinggir pantai memiliki tingkat kesulitan dan rintangan yang berbeda.

Terlebih acara itu digelar di pinggir pantai yang terdapat pasir dan ombak yang tidak mudah dihadapi oleh pembalap profesional sekalipun.

"Kita lihat dengan jalan di atas pasir saja itu membuat tingkat kesulitan yang luar biasa orang-orang yang tidak terbiasa. Belum lagi ada rintangan ombak," ujar Jusri saat dihubungi, Kamis (5/1).

"Kalau kita lihat kecelakaan kemarin itu dia melintasi genangan air yang membuat kestabilan dia hilang, sehingga dia jatuh, terpental," imbuhnya.

Menurut Jusri apabila ajang balap motor itu terselenggara dengan keberadaan panitia, harusnya kecelakaan fatal dapat diminimalisasi dengan persiapan yang baik.

Terlebih ajang balap tersebut diklaim menjadi budaya bagi masyarakat setempat dan sudah berlangsung sejak puluhan tahun silam.

Ia menyebut panitia seharusnya sudah dapat menyikapi rintangan-rintangan atau hambatan dalam penyelenggaraan ajang balap di pinggir pantai.

Di sisi lain, ia menyoroti minimnya perangkat keselamatan yang tersemat di badan para pembalap. Menurut dia perangkat keselamatan atau safety gear harus menjadi perlengkapan utama dalam setiap ajang balap.

"Kalau dilihat dari perspektif keamanan, jelas balapan di alam terbuka seperti di Ujung Genteng, tingkat kesulitannya tinggi sekali. Cara mengeliminasinya tentu pengemudi masing-masing dan penyelenggara harus mewajibkan pembalap menggunakan safety gear yang memadai," ungkap dia.

Menurut Jusri balapan motor di pinggir pantai bukan hal buruk. Ia mengatakan setiap ajang balap memiliki risiko tinggi.

Namun demikian, persiapan yang matang setidaknya dapat meminimalisasi kecelakaan-kecelakaan fatal yang terjadi dalam setiap ajang balap.

"Ajang berkompetisi adalah aktivitas yang rentan dengan kecelakaan, jadi harus dilakukan secara bijak dalam penyelenggaraan tersebut agar tidak terulang," paparnya.

Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jeffrey JP menilai seharusnya pengurus wilayah harus bisa memberi pemahaman lebih terkait keamanan dalam sebuah ajang balap seperti di Ujung Genteng.

"Sebaiknya bila terdapat kegiatan atau aktivitas otomotif, terutama bidang olahraga di masyarakat, agar dapat dilakukan pendekatan dan pengarahan serta edukasi pemahaman faktor safety oleh IMI Provinsi di wilayahnya," kata Jeffrey singkat.

Sebelumnya, Aep Majmudin, Ketua Korwil Ikatan IMI Sukabumi mengatakan kegiatan ini sudah menjadi budaya bagi masyarakat setempat. Balapan yang dilakukan oleh warga dan komunitas setempat telah berlangsung lama bahkan sejak puluhan tahun silam.

"Ini sudah budaya berpuluh-puluh tahun. Belum ada regulasinya, kami pernah memfasilitasi ini event wisata dan hanya komunitas ya, dari pusat belum ada regulasi. Yang ada drag di jalan raya ya, atau grasstrack. Kalau ini kan trek pantai sekilo bolak-balik, ini wisata budaya otomotif di Jampang yang sudah berpuluh-puluh tahun," kata Aep, mengutip detik, Rabu (4/1).

Aep menegaskan IMI tak terlibat dalam event yang berujung pada insiden tersebut. Sementara itu, Daniel Muttaqien Syaifudin, Ketua IMI Jabar mengatakan balapan yang dilakukan di atas pasir di pesisir Ujung Genteng termasuk kategori balap liar.

"Iya ilegal, balap liar," kata Daniel.

Daniel menegaskan tak ada regulasi pada balapan tersebut, sebab biasanya ajang adu kecepatan seperti itu digelar di jalan aspal. Kalaupun digelar di tanah, yang digunakan tentu motor cross.

"Dalam regulasi yang membawahi kami yang ada dalam IMI, road race, kemudian itu di aspal, kemudian grasstrack, grasstrack juga enggak ada model begitu. Kemudian ada enduro yang baru, modelnya tidak gitu," ujarnya.



(dmr/fea)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Melihat Komitmen Toyota di Indonesia

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK