Pakar Soal Rojali Adang Truk Hingga Tewas: Sopir Sulit Rem Mendadak

CNN Indonesia
Jumat, 13 Jan 2023 09:00 WIB
Pakar keselamatan berkendara mengomentari insiden remaja rojali yang mengadang truk lantas meninggal karena tabrak lari.
Pakar keselamatan berkendara mengomentari insiden remaja rojali yang mengadang truk lantas meninggal karena tabrak lari. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fenomena menghentikan truk secara tiba-tiba demi sebuah konten media sosial harus menjadi perhatian semua pihak. Kegiatan tersebut sangat berbahaya karena rentan akan kecelakaan lalu lintas yang dapat menghilangkan nyawa.

Kasus terbaru terkait hal tersebut terjadi di Bogor, Jawa Barat saat sekelompok pemuda nekat menghentikan truk secara tiba-tiba pada Kamis (5/1).

Ada lebih dari dua orang sengaja memberhentikan truk demi konten yang biasa disebut sebagai Rojali (rombongan jamaah liar) tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat menghentikan truk, seorang remaja berusia 20 tahun tertabrak dan tewas. Truk berhasil kabur tetapi pengemudi ditangkap tiga hari kemudian.

Polisi kemudian menetapkan remaja yang tewas akibat menghentikan truk demi konten media sosial sebagai korban tabrak lari, sementara pengemudi truk berinisial AR (38) dijadikan tersangka.

AR ditetapkan sebagai tersangka sebab dianggap dengan sengaja tidak menghentikan truknya.

Terlepas dari kasus tersebut, Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu mengatakan masyarakat sebetulnya harus memahami bahaya yang ditimbulkan saat memaksa sebuah kendaraan berhenti secara tiba-tiba.

Penjelasan Jusri pada dasarnya setiap kendaraan memiliki bobot. Bobot ini akan bertambah berkali-kali lipat saat kendaraan itu bergerak.

"Jadi begini, saat kendaraan itu diam, misalnya beratnya itu 2 ton. Tapi saat bergerak tentu tidak akan sama," kata Jusri saat dihubungi, Kamis (12/1).

Dengan bobot yang bertambah, apalagi ini sebuah truk, menurut Jusri kendaraan akan sulit dipaksa berhenti tiba-tiba meski pengemudi telah menginjak rem. Pengereman pun jadi tidak maksimal sehingga membahayakan objek di depan truk tersebut.

"Apalagi ini kendaraan besar, tentu sulit mengerem mendadak karena bobot ini bertambah akibat energi ketika melaju. Belum lagi truk punya banyak blind spot yang bisa saja tidak disadari pengemudi terkait objek di sekitarnya," kata dia.

"Makanya kalau mau nyeberang terus ngeliat truk mau lewat, jangan malah ngotot minta truknya yang berhenti. Mending biarin dia lewat duluan," katanya.

Jusri juga bilang sebagai pengemudi kita harus lebih awas saat berada di balik setir menyikapi fenomena tak bertanggungjawab dari para rombongan rojali itu.

"Ibaratnya gini, saat Anda melihat jalanan sepi, bukan berarti itu 100 persen sepi dan aman. Lalu ketika lihat orang di pinggir jalan, kita tidak akan pernah tau apa yang ada di pikiran dia. Makanya, untuk mencegah hal tak diinginkan, kita harus lebih awas dan siap untuk menghindar pada setiap kondisi terburuk," ucap Jusri.

(fea/ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER