Sulit Akses BBM, Kendaraan Listrik Jadi Andalan Warga Papua

CNN Indonesia
Selasa, 24 Jan 2023 10:48 WIB
Pakar transportasi Djoko Setijowarno mengungkap warga salah satu daerah di Papua mengandalkan sepeda listrik untuk mobilitas sehari-hari. Warga Distrik Agats di Kabupaten Asmat, Papua Selatan mengandalkan sepeda listrik saat kesulitasn akses BBM. (Djoko Setijowarno)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga Distrik Agats di Kabupaten Asmat, Papua Selatan memilih menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas sehari-hari. Warga memilih merakit kendaraan listrik karena sulitnya akses terhadap BBM.

Pakar transportasi Djoko Setijowarno mengatakan warga suku Agats sudah mulai menggunakan kendaraan listrik, khususnya sepeda motor listrik, sejak 2007. Menurut Djoko jarang atau hampir tidak ada warga yang menggunakan motor berbahan bakar minyak.

Warga Distrik Agats di Kabupaten Asmat, Papua Selatan mengandalkan sepeda listrik saat kesulitasn akses BBM.Warga Distrik Agats di Kabupaten Asmat, Papua Selatan mengandalkan sepeda listrik saat kesulitasn akses BBM. (Djoko Setijowarno)

Motor berbahan bakar minyak biasanya hanya digunakan kepolisian, sedangkan kendaraan berupa mobil hanya dipakai rumah sakit dalam bentuk ambulans atau mobil pemerintah.

"Menariknya, motor listrik di distrik tersebut dikategorikan sepeda, penggunaan pelat nomor hanya penanda sebagai pengganti stiker retribusi, sehingga para pemiliknya tidak memiliki STNK atau SIM dan tidak dikenakan pajak kendaraan," ujar Djoko dalam keterangan tertulisnya, sebagaimana dikutip Selasa (24/1).

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kabupaten Asmat, hingga November 2018 tercatat 3.154 kendaraan listrik, terbanyak motor listrik dengan jumlah 3.067 unit. Selain itu, di Agats juga terdapat 22 pangkalan ojek listrik, dan ojek yang beroperasi di Agats menggunakan pelat kendaraan berwarna kuning.

Djoko mengatakan Distrik Agats mencontohkan suatu wilayah yang mengalami kesulitan distribusi BBM bisa beralih menggunakan kendaraan listrik sebagai alat mobilitas sehari-hari.

"Untuk daerah-daerah di Indonesia yang kesulitan distribusi BBM dapat mencontoh Kabupaten Asmat dengan menggunakan kendaraan listrik. Ongkos angkut distribusi BBM dapat dihemat," ujar Djoko.

"Sebaiknya mengembangkan kendaraan listrik di daerah yang kesulitan mendapatkan BBM. Kendaraan listrik dapat digunakan untuk transportasi lokal," imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Djoko turut menyinggung wacana subsidi pembelian kendaraan listrik. Menurut dia subsidi pembelian kendaraan listrik tidak diberikan ke konsumen yang berada di perkotaan, khususnya di Pulau Jawa.

Warga Distrik Agats di Kabupaten Asmat, Papua Selatan mengandalkan sepeda listrik saat kesulitasn akses BBM.Warga Distrik Agats di Kabupaten Asmat, Papua Selatan mengandalkan sepeda listrik saat kesulitasn akses BBM. (Djoko Setijowarno)

Pemerintah sebelumnya memang mewacanakan subsidi sebesar Rp80 juta untuk pembelian mobil listrik berbasis baterai, Rp40 juta untuk mobil hybrid, Rp8 juta untuk motor listrik, dan Rp5 juta untuk motor hasil konversi.

"Sebaiknya tidak diberikan untuk konsumen kendaraan listrik di perkotaan apalagi di Pulau Jawa. Berikanlah ke daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan BBM, disarankan warganya menggunakan kendaraan listrik untuk mobilitas lokalnya," kata Djoko.

"Di perkotaan, subsidi kendaraan listrik diberikan membenahi transportasi umum dengan menggunakan bus listrik," pungkasnya.

(dmr/fea)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA
TERPOPULER