Merek baru di Indonesia, Ecgo, tidak khawatir bersaing dengan penguasa pasar roda dua, Honda dan Yamaha, di segmen sepeda motor listrik berbasis baterai.
Gary Prawira, COO dan Co-Founder Ecgo EV Moto, menyampaikan hal itu lantaran yakin tidak akan berhadapan secara langsung dengan pabrikan ternama asal Jepang tersebut. Bagi dia segmentasi pasar motor listrik antara Ecgo dengan Honda atau Yamaha berbeda.
"Betul. Pasti mereka ada untuk membawa motor listrik juga. Tetapi arahnya beda karena mereka sudah ada nama," kata Gary ditemui di Jakarta akhir pekan kemarin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan banderol yang ditawarkan Ecgo untuk motor listrik pasti akan menyesuaikan isi kantong kebanyakan masyarakat Tanah Air. Hal itu yang dinilai belum akan ditawarkan oleh Honda dan Yamaha.
Honda dan Yamaha saat ini menguasai pasar motor konvensional di dalam negeri. Honda sudah menyatakan bakal memproduksi dan meluncurkan motor listrik pada tahun ini, sedangkan Yamah lagi melakukan studi dengan meminjamkan prototipe motor listrik ke masyarakat.
Sementara ECGO meluncurkan dua motor listrik yaitu Ecgo 3 dan Ecgo 5. Melalui program subsidi internal, Ecgo 3 dijual dari harga normal Rp19,7 juta, menjadi Rp12,7 juta.
Kemudian model lain yaitu Ecgo 5 banderolnya menjadi Rp9,1 juta dari sebelumnya Rp16,1 juta.
"Kami cukup yakin akan cukup tinggi (harga motor listrik Yamaha dan Honda) sehingga tidak bisa cocok untuk masyarakat kebanyakan Indonesia," ucap dia.
ECGO yang masih melakukan pengembangan produk di China ini juga berpendapat perusahaan akan terfokis mengincar segmen menengah bawah untuk berkompetisi pada segmen motor listrik Indonesia.
"Ya karena mereka sudah merek yang terkenal harganya pasti tidak murah. Lebih tinggi daripada punya kami. Jadi akan bersentuhan langsung. Kami juga mengincar pengguna motor pada umumnya (middle low) yang menggunakan 100-150 cc," kata Gary.
(ryh/fea)