Mengapa Ban Kendaraan Bisa Retak?
Ban yang sudah berumur bisa jadi mengalami retak-retak setelah sekian lama dipakai. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya asalkan retakan masih halus alias tidak merusak benang baja yang merupakan bagian konstruksi ban.
Dunlop, salah satu produsen ban terkemuka di Indonesia, menjelaskan komponen bundar yang terbuat dari karet ini memang bisa mengalami keretakan karena berbagai penyebab.
Faktor cuaca
Ban yang retak bisa jadi karena faktor cuaca yang berubah-ubah. Pada dasarnya retak karena faktor cuaca yang disebabkan terpapar panas atau lembap bukanlah masalah besar.
Permukaan ban diibaratkan seperti kulit ari manusia. Jika kulit ari tergores atau mengelupas, belum tentu kulit menjadi terluka.
Sama halnya dengan permukaan ban yang retak, belum tentu struktur bagian dalamnya ikutan rusak.
Ban yang retak akibat faktor cuaca sebaiknya jangan ditambal karena justru akan membuat ban rusak.
Hal ini karena tambal ban biasanya akan menusuk-nusuk komponen tersebut yang menyebabkan struktur benang di dalam putus dan pelindungnya menjadi lemah. Jadi, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena keretakan sebesar 1 mm pada permukaan ban masih aman, kecuali robek atau kesalahan produksi.
Lihat Juga :TIPS OTOMOTIF 5 Catatan Penting Bikin Mobil Irit BBM |
Tekanan angin tidak sesuai
Ban retak juga dapat dipicu tekanan angin tidak sesuai. Tekanan angin untuk ban harus pas, tidak lebih dan tidak kurang.
Jika tekanannya tidak sesuai, entah kelebihan atau kurang, dampaknya akan membuat ban cepat retak.
Membawa muatan berlebih
Kelebihan muatan juga dapat berdampak pada ban yang membuatnya cepat retak. Ketika kendaraan menanggung beban lebih berat dari kapasitasnya, otomatis ban ikut terbebani.
Pada kasus lebih parah, kondisi tersebut dapat menyebabkan pecah ban. Oleh sebab itu, hindari membawa muatan berlebih.
Pastikan beban yang dibawa sesuai dengan load index ban karena jika overload dapat membahayakan pengendara.
Terkena cairan kimia tertentu
Jika Anda termasuk orang yang suka menyemir ban, sebaiknya perhatikan kembali bahan-bahan kimia yang terkandung dalam cairan semir tersebut.
Bahan kimia pada semir ban mengandung zat yang mampu membuat ban mengeras, terutama jenis semir silicone-based.
Semir silicone-based secara kimiawi akan berinteraksi dengan kompon dan menarik kandungan wag dalam ban. Wag ini berfungsi mencegah retak pada ban. Namun, akibat bereaksi dengan silikon, wag menguap keluar sehingga ban menjadi mudah retak.
Jika ingin menyemir ban, sebaiknya gunakan semir jenis water-based. Semir ini berbahan dasar air sehingga lebih aman untuk ban. Namun, perlu diingat sebaiknya hindari menyemir ban kecuali ada hal urgent, misalnya untuk keperluan tertentu.
Cukup membersihkan ban dengan cara mencucinya menggunakan air agar tidak mudah retak.
(ryh/fea)