Daihatsu Sebut Ayla Bisa Jadi Mobil Nasional
Presiden Direktur Astra Daihatsu Motor (ADM) Yasushi Kyoda menyebut Ayla bisa menjadi mobil nasional. Hal ini salah satunya dilandasi tingkat kandungan dalam negeri Ayla yang tinggi, mencapai 80 persen.
Generasi kedua Ayla telah meluncur hari ini, Rabu (15/2), dua hari setelah kembarannya, Toyota Agya 2023, meluncur lebih dulu.
Ayla dan Agya mengikuti mobil kembar Daihatsu-Toyota lainnya, yaitu Rocky-Raize dan Xenia-Avanza, yang menggunakan platform Daihatsu New Global Architecture (DNGA). Keduanya juga diberikan mesin dan transmisi baru.
Kyoda menyampaikan pengembangan produk Daihatsu untuk konsumen di dalam negeri didukung pusat riset dan teknologi terbesar di Indonesia yang berada di Karawang.
Menurut dia tidak hanya produk, ADM juga mengembangkan lebih dari 200 insinyur yang sanggup mendesain kendaraan secara mandiri dalam kategori perubahan minor serta berpartisipasi pada kategori perubahan model total.
Ayla disebut sebagai 'salah satu mahakarya' ADM, pelopor Low Cost Green Car (LCGC) yang meluncur perdana pada 2013. LCGC adalah program pemerintah untuk menciptakan mobil murah dan ramah lingkungan.
Berbagai syarat diterapkan bagi produsen yang ingin mendapatkan keistimewaan LCGC seperti wajib diproduksi lokal, mencapai efisiensi bahan bakar yang ditentukan dan menggunakan nama serta logo berciri khas Indonesia.
Bila memenuhi syarat produk LCGC mendapatkan berbagai fasilitas, salah satunya bebas Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
Kyoda menyebut Ayla punya rasio lokalisasi produksi dalam negeri lebih dari 80 persen. Kemudian produksinya didukung 1.700 pemasok dan lebih dari 500 UMKM.
Terhitung total pada Januari 2023 sudah 268 ribu unit Ayla terjual di Tanah Air.
"Saya percaya Astra Daihatsu Ayla dapat menjadi mobil nasional, terima kasih pada penerimaan yang baik dari Indonesia," kata Kyoda di peluncuran Ayla 2023, Rabu (15/2).
Kyoda tak memaparkan lebih lanjut tentang maksud gelar mobil nasional untuk Ayla.
Lihat Juga : |
Indonesia sejauh ini hanya punya satu mobil nasional, yaitu Timor yang digarap Tommy Soeharto. Status mobil nasional itu datang dari Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1996 yang diterbitkan Presiden Soeharto.
Soeharto juga menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 1996 yang membuka jalan Timor meluncurkan S515, sedan rebadge Kia Sephia yang diimpor dari Korea Selatan, untuk dijual di Indonesia sebagai mobil nasional.
Soeharto akhirnya mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1998 yang isinya mencabut Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 1996 tentang Pembuatan Mobil Nasional. Aturan itu juga menetapkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1996 tidak berlaku lagi, ini berarti jalan buntu bagi Timor dan mobil nasional.
Definisi mobil nasional ditetapkan pemerintah melalui aturan dan sejauh ini tidak diberikan selain untuk Timor.
(fea)