Febri Hendri Antoni Arif, Juru Bicara Kementerian Perindustrian menjelaskan saat ini belum ada masyarakat yang menjadi pemilik motor listrik subsidi karena masih dalam tahap verifikasi.
Menurutnya calon konsumen motor listrik juga harus melalui proses verifikasi supaya pemberian subsidi tepat sasaran.
"Yang diverifikasi itu pembeli motor listrik. Apakah pembeli itu memenuhi syarat atau tidak. Itu mengapa jumlah penjualan dalam Sisapira nol," kata Febri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program ini telah berjalan sejak 20 Maret dengan kuota motor listrik belum berubah yaitu 200 ribu unit hingga akhir tahun menurut situs Sisapira milik Kemenperin. Artinya belum satu pun masyarakat membeli motor listrik dengan harga subsidi itu.
Di sisi lain, penerima subsidi motor listrik dibatasi, hanya menyasar pelaku UMKM penerima KUR, penerima bantuan produktif usaha mikro atau BPUM, penerima bantuan subsidi upah, serta penerima subsidi listrik 450-900 VA.
Saat ini jumlah motor listrik bersubsidi yang sudah lolos verifikasi dan bisa dijual ke konsumen baru tujuh model.
Tujuh motor itu adalah Smoot Tempur (harga setelah subsidi menjadi Rp11,5 juta), Smoot Zuzu (Rp12,9 juta), Selis Agats (Rp12,9 juta), Selis Emax (Rp15 juta), Polytron PEV 30 M1 A/T (Rp13,5 juta), Rakata S9 (Rp13,5 juta), dan Rakata X5 (Rp15,1 juta).
Salah satu produsen motor listrik yang produknya sudah terdaftar ke dalam program subsidi, Smoot, mengakui penjualan saat ini memang belum dilalukan meski peminatnya terus tumbuh.
Rizal Alexander, Marketing Strategic Smoot & Swap menyampaikan status saat ini adalah proses penyaringan terhadap konsumen yang dapat membeli motor listrik.
Beberapa konsumen dikatakan telah lolos penyaringan dan kini sedang melalui tahap administrasi. Jika sudah, menurut Rizal paling cepat motor listrik subsidi Smoot akan dikirim ke pelanggan akhir bulan ini.
"Untuk motor bisa kirim lebih cepat tergantung di proses administrasinya," ucap Rizal.
![]() |