Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mengatakan saat ini Indonesia menjadi kunci pengungkit berkembangnya pasar mobil listrik di dunia.
Hal ini disampaikan Moeldoko saat membuka pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) yang digelar mulai 17-21 Mei di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.
"Ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi faktor pengungkit atas berkembangnya mobil listrik dunia," kata Moeldoko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia ada dua hal yang menunjukkan Indonesia sebagai faktor pengungkit perkembangan mobil listrik di dunia. Pertama, pada pertemuan KTT ASEAN ke-42 lalu, para pemimpin negara di kawasan Asia Tenggara sepakat membangun ekosistem mobil listrik di kawasan.
Menurut Moeldoko dalam KTT ASEAN para pemimpin negara sepakat ingin menjadikan kawasan sebagai pusat pertumbuhan kendaraan listrik. Terlebih, Indonesia memiliki sumber daya yang bisa mendukung keberlanjutan kendaraan listrik.
"Kedua, ada empat negara dan lima negara dengan Indonesia. Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand sepakat perlu mengembangkan baterai untuk kepentingan ke depan. Kesepakatan itu akan dilanjutkan dalam aksi nyata dalam riset dan pengembangan bersama," ungkapnya.
Para pemimpin negara ASEAN mengakui saat ini kendaraan listrik memiliki peran besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca serta mendukung agenda dekarbonisasi. Oleh karena itu para pemimpin negara ASEAN berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.
"Berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional yang melibatkan seluruh negara anggota Asean yang mendukung adopsi kendaraan listrik," kata para pemimpin dalam suatu pernyataan bersama, mengutip laman resmi ASEAN, Kamis (11/5).
Komitmen itu termasuk membangun ASEAN sebagai pusat produksi global industri kendaraan listrik untuk mendukung ekonomi yang berkelanjutan di kawasan dengan mempertimbangkan ruang kebijakan negara-negara anggota ASEAN dalam memanfaatkan keunggulan komparatifnya.
Selain itu, para pemimpin negara dalam KTT ASEAN juga mendorong harmonisasi standar regional untuk ekosistem kendaraan listrik serta pelatihan dan sertifikasi berdasarkan standar internasional yang tidak terbatas dari sisi teknologi, tapi juga dari standar keselamatan termasuk perlindungan terhadap risiko kebakaran.
Harmonisasi ini juga termasuk mengenai spesifikasi produk, infrastruktur, charging station termasuk penggantian baterai hingga masalah distribusi baterai listrik dan limbah baterai.
Kerjasama dan kolaborasi pengembangan ekosistem kendaraan listrik itu antara lain, peningkatan infrastruktur dan pengisian daya; menciptakan lingkungan bisnis dan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investasi, termasuk kemitraan publik-swasta; mengoptimalkan produksi dan penggunaan bahan dan sumber daya yang berkelanjutan untuk mencapai penciptaan nilai yang lebih tinggi dari rantai pasokan kendaraan listrik di wilayah tersebut.
Kemudian, meningkatkan partisipasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM); berkolaborasi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan serta pengembangan sumber daya manusia; mempromosikan peluang investasi dan meningkatkan kesadaran publik; mengelola dampak lingkungan dengan baik; memperkuat ketahanan energi regional.
Selanjutnya, mempromosikan penggunaan energi terbarukan di sektor mobilitas; transisi dari mobil mesin pembakaran dalam menjadi Zero Emission Vehicle termasuk Electric Vehicle; dan membahas agenda pembiayaan untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan.