Tesla kembali menempati urutan teratas sebagai produsen mobil listrik future-proof di dunia. Tesla mengalahkan pabrikan otomotif lainnya seperti Ford Motor, Mercedes-Benz, hingga Toyota.
Perusahaan milik Elon Musk itu mempertahankan posisi teratas selama lima tahun berturut-turut karena secara global terus berinvestasi besar-besaran dalam teknologi untuk memenuhi kebutuhan permintaan yang terus berubah di pasar.
Perusahaan milik Elon Musk itu berada di posisi pertama merujuk laporan terbaru Future Readiness Indicator dari IMD Business School yang rilis pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, perusahaan otomotif China, BYD naik tiga peringkat ke posisi kedua setelah sebelumnya duduk di peringkat kelima.
Kemudian disusul Volkswagen di posisi ketiga, Hyundai Motor di posisi keempat, Ford Motor posisi kelima, Xpeng posisi keenam, Li Auto posisi ketujuh, Mercedes-Benz Group di posisi kedelapan, General Motors di posisi kesembilan, dan Toyota di posisi ke-10.
Mengutip The National News, perusahaan-perusahaan teratas dalam indeks tersebut secara agresif mengembangkan keahlian internal, khususnya dalam set mikro cip, meningkatkan profil dan kemampuan mereka.
"Daripada mengandalkan pemasok atau sub-pemasok mereka untuk semikonduktor, mereka secara langsung terlibat dengan pembuat cip dan mendesain yang relevan secara internal," ujar IMD.
Permintaan soal cip semikonduktor tetap tidak bisa bisa diprediksi di masa depan dengan penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan, Internet of Things, serta standar jaringan seluler 5G dan 6G.
Sementara itu, raksasa otomotif asal Jepang, Toyota merosot ke posisi 10 setelah pada tahun sebelumnya duduk di peringkat kedua.
Mengutip Japan Times, kejatuhan Toyota terjadi saat semakin banyak negara memperketat peraturan tentang kendaraan berbahan bakar minyak. Di sisi lain, permintaan kendaraan listrik meningkat sebagai opsi yang layak untuk mengurangi jejak karbon dan persaingan untuk mendapatkan baterai dan cip juga meningkat.
Toyota harus merelakan posisi kedua ke BYD. Pabrikan asal China ini bisa merangkak naik dari posisi lima karena mampu memproduksi baterai dan cip sendiri.
Toyota dalam beberapa bulan terakhir memang tengah memperkuat bisnis kendaraan listriknya di bawah presiden baru Koji Sato, yang bertujuan untuk meluncurkan EV generasi berikutnya pada tahun 2026.
Tetapi juga mengatakan akan tetap pada strateginya untuk terus menawarkan berbagai macam produk, termasuk mobil hybrid dan bertenaga hydrogen. Toyota menjelaskan pasar yang berbeda memerlukan jenis mobil yang berbeda untuk mengurangi emisi karbon dengan lebih baik.
"Pada dasarnya, bahkan di tahun 2023, Toyota sangat kuat secara absolut," kata Howard Yu, direktur IMD Center for Future Readiness, dalam sebuah wawancara online, mengutip Japan Times.
"Yang saya khawatirkan adalah transisi. (Pertanyaannya adalah) apakah Toyota dapat menskalakan kemampuan baru ini sebelum kompetisi," katanya, mengacu pada upaya pembuat mobil Jepang untuk mempopulerkan FCV dan mengembangkan mobil self-driving.