Pabrik UD Trucks Thailand Pindah ke Indonesia, Investasi Rp29,6 Miliar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan Isuzu bakal merelokasi pabrik UD Trucks di Thailand ke Indonesia. Pemindahan pabrik ini disebut termasuk investasi US$2 juta atau sekitar Rp29,6 miliar.
Investasi UD Trucks itu akan digunakan mulai tahun depan untuk memproduksi tahap awal 1.600 unit. Volume produksi disebut bakal meningkat saban tahun.
"Mulainya itu 2024 dengan nilai investasi 2 juta dolar (Rp29,6 miliar)," kata Agus di Gedung Kementerian Perindustrian, Jumat (9/6).
UD Trucks merupakan produsen truk yang sebelumnya dipegang Volvo, kemudian diambilalih Isuzu pada 2019.
Menurut Agus investasi ini tidak membuat Isuzu membuka lahan baru khusus UD Truck, melainkan mereka memanfaatkan pabrik yang ada untuk mendirikan line produksi baru.
Saat ini Isuzu sudah memiliki pabrik di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Pabrik Isuzu di Karawang saat ini memiliki tingkat utilisasi mencapai 85 persen.
Produksi pada 2022 sebanyak 44.694 unit atau 15 persen dari total produksi Isuzu di seluruh dunia. Pada tahun yang sama, Isuzu juga telah membukukan angka ekspor Completely Build Up (CBU) dari Indonesia mencapai 8.254 unit.
Agus menambahkan hal tersebut menjadi sesuatu yang baik sebab ini dapat menyerap tenaga kerja baru di Indonesia.
"Itu bagus karena bisa sekaligus menambah lahan kerja 100-150 orang khusus untuk produksi UD Trucks," jelas dia.
Agus mengatakan melalui investasi ini pemerintah turut mendorong produsen dapat menghasilkan produk otomotif dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. Kendati begitu, Agus belum mengurai berapa target angka TKDN produksi UD Trucks setelah relokasi pabrik.
Kepastian investasi ini didapatkan setelah Agus mengunjungi Jepang beberapa waktu lalu. Dalam kunjungan kerja itu, Agus juga meminta Isuzu memperbesar pasar ekspor truk buatan Indonesia, khususnya ke Afrika.
Rencana investasi Mazda
Selain Isuzu, Agus juga sempat berkunjung ke Mazda. Di sana, Agus membahas komitmen investasi Mazda di Indonesia yang rencananya mulai 2024.
Ia berharap Indonesia menjadi basis produksi Mazda untuk ekspor ke negara ASEAN dan Australia. Agus juga mendorong Mazda dapat memproduksi mobil listrik di dalam negeri.
"Kami mengharapkan Mazda dapat mempertimbangkan produk Mazda MX-30 (EV) sebagai salah satu line-up yang diproduksi di Indonesia," ujarnya.
Tidak hanya itu, Agus juga sempat bertemu perwakilan Daihatsu dan Mitsubishi Fuso di Jepang. Daihatsu dirayu agar terlibat dalam program subsidi mobil listrik yang saat ini baru diikuti dua produsen, yakni Wuling dan Hyundai.
"Kami berharap Daihatsu dapat ikut berpartisipasi, karena baru ada dua perusahaan yang eligible masuk dalam program ini," kata Agus.
Sementara untuk Fuso, Agus meminta produsen ini mengekspor truk 'made in Indonesia' ke Australia serta menambah pemakaian komponen lokal untuk proses perakitan kendaraan di dalam negeri.
"Dengan memperhatikan letak geografis Indonesia, kami memandang bahwa ekspor Fuso ke Australia akan lebih menguntungkan bila dilakukan dari Indonesia dibandingkan dari Jepang," pungkasnya.