Pembeli mobil listrik saat ini belum menjadikan kendaraan tersebut sebagai moda transportasi utama. Pemilik mobil listrik dipastikan masih memiliki kendaraan berbahan bakar minyak sebagai kendaraan utama.
"Tetap ini bukan first time buyer, mereka adalah konsumen yang sudah punya lebih dari satu kendaraan roda empat atau lebih, jadi ini alternatif bagi mereka," kata Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (6/9).
Ia tidak menampik jika populasi mobil listrik berbasis baterai di Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. Ambil contoh perbandingan dalam tiga tahun terakhir yaitu 2021, 2022, dan Januari - Juli 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data Gaikindo, penjualan mobil listrik 2021 hanya mencapai 687 unit, namun melonjak seketika menjadi 10.327 unit pada 2022. Sedangkan periode Januari - Juli 2023 telah terjual 6.920 unit.
Kata Kukuh permintaan mobil listrik mulai meningkat sejak tahun lalu. Salah satu faktornya adalah terdapat pabrikan yang mulai menjual mobil listrik dengan harga terbilang terjangkau, yaitu di bawah Rp300 juta.
Wuling menjadi pabrikan pertama di Indonesia yang menjual mobil listrik dengan harga di bawah Rp300 juta melalui produk Air EV. Mobil itu dirilis pada Agustus 2022, bertepatan dengan diselenggarakannya Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS).
Selain Wuling, saat ini ada merek Seres yang sama-sama menjual mobil listrik 'murah' bernama E1 dan harganya bersaing dengan Air EV. Saat ini E1 dijual Rp189 juta dan Rp219 juta, sedangkan Air EV mulai Rp188,9 juta. Sebagai catatan harga Air EV lebih terjangkau karena Wuling sudah menerima insentif diskon PPN dari pemerintah.
"Satu anggota kami luncurkan itu du bawah Rp300 juta, banyak diminati," kata Kukuh.
Gaikindo juga mencatat kenaikan permintaan yang cukup tinggi untuk mobil hibrida untuk periode serupa.
Selama 2021, penjualan mobil hybrid di Indonesia menurut data Gaikindo hanya 2.472 unit, sementara 2022 tumbuh menjadi 10.344 unit, dan Januari - Juli 2023 melesat ke angka 23.004 unit. Namun untuk mobil plug in (PHEV), angka penjualannya terlihat tak berkembang yaitu 2021 memperoleh 46 unit, 2022 turun menjadi 10 unit, dan Januari - Juli 2023 naik ke angka 38 unit.
"Hybrid ini meningkat tajam, jadi diamati masyarakat punya kesadaran kesana (lingkungan yang lebih baik)," ucap Kukuh.