Baterai Langka Penyebab Motor Listrik Konversi Sulit Terealisasi
Sripeni Inten Cahyani, Tenaga Ahli Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Kelistrikan mengatakan penyaluran subsidi motor listrik hasil konversi mencapai 100 unit, dari jumlah pemohon lebih dari 5.000 unit.
Ia menegaskan keterbatasan komponen baterai menjadi penyebab penyerapan subsidi tersebut berjalan lambat.
"Pemohon yang masuk itu 5.695 unit, tapi yang terealisasi 100 unit," kata Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Kelistrikan Sripeni Inten Cahyani ditemui di Jakarta, Rabu (13/9).
Menurut Sripeni kelangkaan baterai ini imbas dari tingginya permintaan baterai untuk motor listrik baru.
Ia memaparkan bila pemasok baterai dari luar negeri bagi motor listrik konversi dan model baru dari perusahaan yang sama sehingga pemenuhan komponen inti motor listrik di Indonesia terganggu.
"Jadi ketersediaan baterai yang waktu itu, karena kan kami baterai fix. Karena sekarang itu oyok-oyokan (kejar-kejaran) sama motor baru, jadi kurang," ucap dia.
Di sisi lain, ia mengatakan impor baterai membutuhkan waktu paling cepat dua bulan.
Berdasarkan data Kementerian ESDM per 26 Agustus 2023 pemohon subsidi motor listrik konversi telah mencapai 5.695 unit, sedangkan realisasinya cuma 100 unit.
Kemudian Jawa Barat menjadi daerah sebaran pemohon konversi terbanyak yaitu 33 persen, DKI 20 persen, Jawa Timur 25 persen, Banten 8 persen, dan Jawa Tengah 6 persen.
Selain itu motor Honda menjadi produk yang paling banyak dimiliki pemohon dengan 66 persen dan Yamaha 29 persen. Lalu tipe matik mendominasi dengan 71 persen, manual 26 persen, dan sport 3 persen.
Lebih lanjut, Sripeni memastikan tidak ada satu pun motor konsumen yang tertahan akibat masalah ini.
"Tapi mereka belum sampai bawa motornya jadi motor mereka tertahan, ya enggak. Ya setelah kami siap mereka baru datang dan cek fisik ke kepolisian, baru lanjut. Itu untuk mengurangi waktu agar motornya tidak terlalu lama," ungkapnya.
(ryh/mik)