Mobil Listrik Neta V Belum Memenuhi Syarat Penerima Subsidi

CNN Indonesia
Rabu, 25 Okt 2023 06:51 WIB
Baru ada dua mobil listrik yang menerima subsidi di Tanah Air, yakni Wuling Air EV dan Hyundai Ioniq 5.
Mobil listrik Neta dijual dengan harga Rp379 juta. (CNN Indonesia/Loamy Noprizal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mobil listrik Neta V yang diluncurkan di Indonesia pada Selasa (24/10) dengan harga Rp379 juta belum memenuhi syarat penerima subsidi. Sebab mobil didatangkan dari China dalam bentuk utuh atau Completely Built Up (CBU).

Pemerintah memberikan insentif untuk mobil listrik sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023. Saat ini, insentif yang diberikan adalah potongan pajak.

Insentif pajak yang diberikan berkisar dari 5 hingga 10 persen. Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen diberikan kepada mobil dan bus listrik dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen sesuai dengan program Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Dengan demikian, PPN yang dikenakan untuk kendaraan listrik tersebut nantinya hanya 1 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian ada juga insentif PPN sebesar 5 persen untuk mobil dan bus listrik dengan TKDN berkisar antara 20 persen hingga 40 persen, sehingga PPN yang dikenakan hanya 6 persen.

Potongan PPN tersebut tentu berdampak pada harga jual yang dikenakan kepada konsumen.

Sayangnya, Neta V tidak menjadi bagian dari penerima subsidi dikarenakan model ini diproduksi di luar negeri.

Sebagai informasi, baru ada dua mobil listrik yang menerima subsidi di Tanah Air, yakni Wuling Air EV dan Hyundai Ioniq 5.

Indonesia saat ini tengah mendorong perkembangan industri kendaraan listrik. Hal tersebut tampak dari berbagai insentif yang diberikan untuk industri ini.

Terbaru, pemerintah tengah merampungkan aturan insentif fiskal bagi perusahaan yang membuat pabrik kendaraan listrik di Indonesia. Aturan ini diharapkan selesai paling lama bulan depan dan diterbitkan sebelum pergantian tahun.

"Kita akan membuat kebijakan pemberian insentif fiskal kepada perusahaan yang berjanji membuat pabrik di Indonesia, mudah-mudahan bulan ini atau bulan depan bisa selesai," ujar Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenkomarves beberapa waktu lalu.

[Gambas:Video CNN]



(lom/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER