Kiichiro Toyoda adalah putra tertua Sakichi kelahiran 1894 yang tumbuh sebagai anak dengan minat tinggi terhadap ilmu pengetahuan.
Kiichiro bergabung dengan perusahaan tenun ayahnya setelah menerima gelar dari Fakultas Teknik Tokyo Imperial University departemen Teknik Mesin pada 1920.
Pada saat itu Kiichiro bertanggung jawab untuk membuat peralatan mesin dan suku cadang untuk alat tenun industri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam misi pengembangan riset perusahaan ayahnya, Kiichiro melakukan perjalanan ke San Francisco, London, dan Oldham, pada 1921-1922 untuk mempelajari industri pemintalan dan pertenunan yang lebih berkembang di sana.
Tak disangka, perjalanan untuk mempelajari teknologi industri pertenunan itu malah membuat Kiichiro tertarik pada industri mobil yang tengah berkembang pesat di Barat.
![]() |
Bukan tanpa alasan, selagi berkunjung ke Negeri Paman Sam, ia melihat kemajuan yang luar biasa pada industri otomotif, melalui mobil-mobil yang diciptakan olehFord dan Chevrolet. Sementara di tanah kelahirannya pada saat itu masih menggunakan gerobak untuk alat transportasi manusia.
Kiichiro ingin mengubah bisnisnya menjadi produsen mobil dengan memanfaatkan teknologi baru, yang ia yakini akan sangat bermanfaat bagi perekonomian Jepang.
Kunjungan ke Eropa dan Amerika Serikat itu akhirnya mengonfirmasi keyakinannya untuk merambah inovasi di dunia otomotif.
Maka pada 1929, hasil penjualan paten alat tenun £100.000 dari Platt Brothers of Oldham dipercayakan oleh Sakichi untuk modal awal Kiichiro mendanai proyek manufaktur mobil.
Tekad untuk mendiversifikasi bisnis pembuatan alat tenun keluarga Toyoda bertepatan dengan rencana pemerintah Jepang untuk mengembangkan industri otomotif dalam negeri.
Kiichiro pun mendirikan divisi otomotif di Toyoda Automatic Loom Works pada tahun 1933, selepas ayahnya meninggal dunia pada 1930.
![]() |
Uang yang didapat dari hasil menjual paten alat tenun itu digunakan oleh Kiichiro untuk modal tim bentukannya meriset dan merombak ulang mesin 6-inline Chevrolet Stovebolt yang ia boyong langsung dari Amerika.
Tak terhitung berapa kali kegagalan tim Kiichiro dalam misi merintis perusahaan otomotifnya tersebut. Banyak orang yang meragukan ambisi Kiichiro pada saat itu.
Tapi Kiichiro tetap teguh pada pendiriannya.
Setelah melewati ribuan kali kegagalan upaya memformulasikan mesin mobil, tim Toyoda akhirnya mampu melakukan perbaikan pada kepala silinder dan intake manifold, yang pada gilirannya berhasil menghasilkan tenaga lebih besar pada produk ciptaannya sendiri.
Prototipe pertamanya adalah Toyoda Model A1, kemudian truk Toyoda Model G1. Truk ini secara historis penting sebagai kendaraan produksi Toyoda pertama, juga menjadi model pertama yang berhasil diekspor ke pasar luar negeri.
Keuntungan dari model ini mendorong pengembangan dan produksi selanjutnya dari sedan Toyoda Model AA dan bus Model DA.
Bisnis baru Toyoda berkembang pesat dan melampaui posisinya sebagai anak perusahaan.
![]() |
Pada 1937, Kiichiro memutuskan untuk berekspansi dengan melebarkan bisnisnya dari sektor tekstil ke sektor otomotif dengan membuat pabrik mobil dan mulai merintis Toyota Motor Company, sebagai anak perusahaan Toyoda Automatic Loom Works.
Kiichiro mengubah nama perusahaannya dari Toyoda menjadi Toyota, karena dianggap lebih memiliki keburuntungan secara marketing, dan lebih mudah ditulis dalam huruf Jepang.
Setahun kemudian, Koromo Plant didirikan sebagai fasilitas produksi khusus Toyota pertama. Operasional dimulai pada November 1938, dengan staf sebanyak 5.000 orang dan kapasitas produksi 2.000 unit per bulan.
Sejarah baru Toyota sebagai produsen mobil terkemuka di Jepang pun memasuki babak baru.