Mobil Listrik Bukan Satu-satunya Solusi Net Zero Emission Indonesia

CNN Indonesia
Kamis, 30 Nov 2023 20:45 WIB
Gaikindo menjelaskan ada banyak teknologi lain yang bisa membantu Indonesia mencapai NZE pada 2060.
Gaikindo menjelaskan ada banyak teknologi lain yang bisa membantu Indonesia mencapai NZE pada 2060. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Indonesia telah menargetkan bakal mencapai net zero emission (NZE) pada 2060, di antaranya lewat pengalihan kendaraan konvensional ke listrik. Namun pelaku industri otomotif dalam negeri transisi ke kendaraan listrik itu bukan satu-satunya solusi untuk NZE.

Berdasarkan road map yang dipaparkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia berhenti menjual mobil mesin konvensional pada 2050. Sedangkan motor mesin konvensional berhenti lebih cepat, yakni pada 2040.

Masih dalam road map yang sama, penjualan kendaraan listrik di Indonesia dikatakan 2 juta unit (mobil) dan 13 juta unit (motor) pada 2030. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengingatkan ada berbagai teknologi alternatif yang potensial dimanfaatkan buat mencapai NZE.

Pemerintah telah memulai akselerasi transisi kendaraan listrik sejak 2019 dan menelurkan berbagai kebijakan. Salah satunya pemberian subsidi buat mobil listrik yakni diskon Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen sehingga bebannya menjadi hanya 1 persen.

Dampaknya, diskon itu membuat harga mobil listrik bisa terpangkas hingga puluhan juta.

Kemudian pada Mei lalu pemerintah membebaskan kendaraan listrik dari pungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).

Bahkan saat ini pemerintah juga sedang mendiskusikan tentang impor mobil listrik tak lagi dipungut bea masuk dan PPN.

Sedangkan untuk motor listrik, pemerintah punya dua program, yakni untuk pembelian unit baru dan konversi. Keduanya sama-sama diberikan subsidi sebesar Rp7 juta per unit.

Keistimewaan bagi kendaraan listrik ini timpang dibanding teknologi lain yang ada di dalam negeri seperti Low Cost Green Car (LCGC), mobil hybrid yang terdiri dari berbagai macam jenis dan biofuel.

LCGC memang masih menggunakan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine/ICE), tetapi modernisasinya diklaim bisa mendukung NZE meskipun tak sesempurna kendaraan listrik.

Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan sejak LCGC diluncurkan pada 2013, kini mendapatkan pangsa pasar besar, kurang lebih 20 persen mewakili total penjualan roda empat di Indonesia.

LCGC adalah bagian dari regulasi Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) bersama pengembangan ICE termasuk hybrid (HEV), plug-in hybrid (PHEV), fuel cell (FCEV) serta flexy engine.

"Semua itu adalah alternatif yang bisa kita kembangkan di Indonesia," kata Kukuh di diskusi bertajuk Otomotif, Ujung Tombak Dekarbonisasi Indonesia yang digelar di kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (8/8).

Menurut Kukuh pemerintah sudah banyak mendorong pengembangan teknologi otomotif untuk NZE. Meski demikian dia memaparkan sudah tersedia teknologi selain kendaraan listrik yang juga bisa diaplikasikan.

"Ini juga menunjukkan betapa kita serius mengadopsi EV untuk menuju net zero emission. Memang dunia sedang ramai, sedang membicarakan EV, namun bahwa menuju net zero emission tidak semata mata hanya mengedepankan EV. EV ada tahapan dan pilihan yang disediakan, mulai dari HEV, PHEV kemudian FCEV, dan alternatif lain," ucap Kukuh.

Penjualan mobil listrik di Indonesia telah naik signifikan sejak 2019 karena didorong kebijakan pemerintah.

Pada 2019 tak ada satu pun mobil listrik terjual. Kondisi itu berbeda di tahun 2020 laku 125 unit, kemudian 687 unit pada 2021, selanjutnya 10.327 unit pada 2022 dan 5.850 unit pada Januari-Juni 2023.

Sedangkan mobil hybrid juga mengalami peningkatan penjualan, bahkan kini lebih besar dari mobil listrik.

Pada 2019 cuma 25 unit mobil hybrid terjual kemudian 8 unit pada 2020, 46 unit pada 2021, loncat jadi 10.344 unit dan terbang menjadi 17.280 unit selama Januari-Juni 2023.

Kontribusi mobil listrik dan mobil hybrid pada total penjualan mobil 505 ribu unit pada Januari-Juni 2023 masing-masing sebesar 1,2 persen dan 3,4 persen.

Selain kendaraan jenis listrik, Kukuh juga menyinggung teknologi lain untuk NZE yaitu Euro IV sejak 2018 untuk mobil bensin dan biodiesel 35 sejak Februari lalu.

"Ini adalah satu salah satu alternatif Indonesia dan juga jangan lupa di Indonesia kita juga sejak Februari 2023 itu mewajibkan Biosolar 35 persen, ini tertinggi di dunia belum ada negara lain yang menerapkan seperti ini," kata Kukuh.

Praktis, upaya untuk menuju NZE seharusnya tak cuman digalakkan lewat mobil listrik saja. Namun, sejumlah teknologi alternatif lain, agaknya tak luput perhatian pemerintah di sektor otomotif.

Regulasi mobil listrik impor

Sementara itu pemerintah tengah menyiapkan aturan pembebasan PPN untuk impor mobil listrik Completely Built Up (CBU) yang masih dalam kendala, yakni penentuan mekanisme pemberian insentif.

Aturan itu kini masih dalam tahap pembahasan bersama Kementerian Keuangan.

Insentif tersebut menyasar pihak yang berbasis investasi, produksi, dan hybrid. Insentif ini juga untuk importir umum mobil listrik seperti Tesla, MG, BYD untuk masuk dan berinvestasi di Tanah Air.

Lewat regulasi ini, nantinya para investor dibebaskan dari bea masuk alias pajak impor mobil listrik CBU secara utuh, dari 50 persen menjadi 0 persen. Selain itu, ada wacana peniadaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil listrik impor CBU yang saat ini mencapai 125 persen.

Ketentuan ini sedang dirancang dan kompetitif dibanding negara tetangga. Indonesia akan memberikan program ini sampai 2026. Ini merevisi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Dalam aturan ini ditetapkan TKDN mobil listrik produksi Indonesia harus 40 persen pada 2024.

Sedangkan Toyota Indonesia sudah mengantisipasi era transisi energi tersebut.

Sebagai kunci keberhasilan penurunan emisi karbon di Indonesia pada 2060, Salah satunya mendukung transformasi kendaraan dengan mencanangkan strategi multi-pathway seperti memanfaatkan mobil rendah emisi seperti biodisel, ethanol dan hidrogen, hybrid dan murni listrik (BEV).

"Kendaraan hibrid misalnya, efisiensinya bisa memangkas konsumsi BBM hingga 50 persen," kata Bob Azam Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) beberapa waktu lalu.

[Gambas:Video CNN]



(can,fea/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER