Jakarta, CNN Indonesia --
Jargon satu tangki bensin terisi penuh untuk menempuh perjalanan 1.300 kilometer yang dikumandangkan Jaecoo Indonesia buat J7 SHS bukan isapan jempol. Saya sudah membuktikan sendiri SUV plug-in hybrid (PHEV) ini sanggup mencapainya, bahkan bisa lebih jauh dari itu.
Jaecoo Indonesia memang sudah pede dengan klaim itu lantaran berdasarkan hasil uji metode Worldwide Harmonized Light-Duty Vehicles Test Procedure (WLTP) hasil jarak tempuhnya sejauh 1.200 kilometer. Sedangkan menurut New European Driving Cycle (NEDC) mencapai 1.300 kilometer.
Selain itu tim pengembangan produk Jaecoo Indonesia juga sudah pernah menguji sendiri J7 SHS di dalam negeri dengan hasil 1.372 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Jaecoo Indonesia mulai membuka pesanan J7 SHS di IIMS 2025. (Jaecoo Indonesia) |
Pekan lalu Jaecoo Indonesia mengajak jurnalis media otomotif mengetes langsung efisiensi J7 SHS menggunakan rute yang sudah pernah dilewati tim uji internal, yaitu Jakarta-Bali.
Para jurnalis diajak menguji kemampuan J7 SHS sampai titik darah penghabisan, ketika injector tak lagi meneteskan bensin dan kondisi baterai sudah tak sanggup menggerakkan roda.
Saya menjadi salah satu jurnalis itu dan mobil saya, yang diisi dua jurnalis lain serta satu perwakilan Jaecoo Indonesia, mendapatkan catatan melebihi pencapaian tim internal yakni 1.377,6 kilometer.
Hasil itu juga menjadi rekor baru bagi Jaecoo karena sebelumnya J7 SHS sudah diuji di tujuh negara pada Oktober 2024-Januari 2025 dengan catatan terbaik 1.372 kilometer yang didapat jurnalis Malaysia.
Jakarta-Bali
Jaecoo merupakan merek mobil asal China yang baru masuk Indonesia pada 21 Januari 2025. Jaecoo di Indonesia adalah bagian dari Chery Sales Indonesia (CSI) bersama merek Chery dan Omoda.
Di China sendiri Jaecoo adalah merek mewah di bawah naungan grup Chery. Anda bisa bayangkan Jaecoo seperti Lexus dari Toyota atau Denza dari BYD.
Setelah pengumuman berbisnis di dalam negeri Jaecoo ikut Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 yang digelar 13-23 Februari lalu dan memperkenalkan ke publik tiga model, J8, J7 dan J5.
Khusus J7 pemesanannya sudah dibuka sedari IIMS 2025. Jaecoo menjual dua varian J7, yakni versi Internal Combustion Engine (ICE) 1.600 cc turbo yang tersedia sistem gerak FWD dan AWD serta SHS (Super Hybrid System) yang menggendong mesin 1.500 cc turbo plus baterai 18,3 kWh dengan sistem gerak FWD.
Kelebihan utama J7 SHS dari varian lainnya adalah mengadopsi teknologi PHEV yang didukung baterai 18,3 kWh. Baterai ini bisa digunakan sejauh lebih dari 100 kilometer.
 Jaecoo Indonesia menjelaskan pesanan J7 di IIMS 2025 lebih dari 300 unit dengan 70 persen di antaranya J7 SHS. (Jaecoo Indonesia) |
Total ada tiga unit J7 SHS yang diuji para jurnalis selama perjalanan Jakarta-Bali. Selain mobil saya, satu mobil mencapai 1.334 kilometer sedangkan satu lainnya 1.208 kilometer.
Selama perjalanan ada sejumlah aturan main yang tak boleh dilanggar dari start sampai finis, di antaranya tekanan udara ban tiap roda 35 psi, baterai diisi 100 persen, tangki diisi penuh Pertamax Turbo, empat penumpang, wajib menyalakan AC maksimal 23 derajat dan kecepatan kipas level 2 serta tak menggunakan Adaptive Cruise Control (ACC).
Perjalanan dimulai dari JiExpo Kemayoran, Jakarta. Menariknya mobil-mobil yang ikut rombongan di acara test drive ini sebagian baru saja dipajang di IIMS 2025.
Sebelum berangkat tim Jaecoo Indonesia memastikan setiap unit yang digunakan para jurnalis mendapatkan baterai 100 persen dan tangkinya terisi penuh.
Utak-atik demi irit
J7 SHS punya banyak konfigurasi berkendara yang bisa dioptimalkan menyesuaikan kebutuhan. Semua hal ini bisa diutak-atik di monitor tengah dasbor yang ukurannya 14,8 inci.
Menu pertama adalah Power Mode yang terdiri dari tiga, yaitu HEV, EV dan EV+. Kemudian ada Drive Mode terdiri dari Eco, Normal dan Sport.
Lalu ada menu Power Saving Mode, berisi pilihan Initial, Smart dan Forced. Kemudian tersedia opsi Energy Recovery Intensity: Low, Medium dan High.
Lantas terakhir ada tombol untuk mengaktifkan ECO Mode.
Bagi Anda yang baru pertama kali nyetir J7 SHS seperti saya, butuh waktu cukup lama memahami semua fungsi fitur-fitur itu. Sembari nyetir saya mencoba satu-satu kelebihan dan kekurangannya.
Demi efisiensi maksimal akhirnya tim mobil saya memilih selalu mengaktifkan fitur ECO Mode dan Drive Mode yang dipilih Eco. Keduanya tak pernah diganti selama perjalanan.
Sementara pilihan Power Mode, Power Saving Mode dan Energy Recovery Intensity gonta-ganti dimaksimalkan tergantung kondisi perjalanan.
 Distribusi unit Jaecoo J7 SHS ke konsumen Indonesia akan dilakuan pada Mei 2025. (Jaecoo Indonesia) |
Saat memulai perjalanan Power Mode yang dipilih adalah EV agar energi yang dipakai hanya berasal dari baterai sementara bensin di tangki bisa istirahat hingga diperlukan. Menurut rute perjalanan yang dipaparkan Jaecoo Indonesia, berkendara sedari awal melintasi tol hingga Surabaya jadi EV sangat cocok buat kondisi ini.
Selama berkendara menggunakan mode EV mobil bisa menempuh jarak lebih dari 125 kilometer. Hal ini berarti setidaknya 1 persen kondisi baterai bisa dipakai untuk menempuh 1 kilometer.
Catatannya saat baterai sudah menyentuh 19 persen sistem otomatis beralih ke mode HEV yang berarti mesin 1.500 cc menyala untuk menggerakkan roda dan mengisi baterai.
Ketika berkendara dalam pilihan HEV saya menyadari bahwa pilihan Forced pada Power Saving Mode ternyata bisa sangat cepat mengisi daya baterai. Walau begitu konsekuensinya konsumsi BBM menjadi lebih deras dari biasanya.
Hitung-hitungan saya saat itu borosnya BBM setimpal dengan pengisian baterai hingga akhirnya saya memilih fokus mengecas baterai menggunakan mesin karena ingin menabung daya baterai untuk sepenuhnya memanfaatkan mode EV buat perjalanan dalam kota.
Selain menggunakan mesin, daya baterai juga bisa terisi dari gerakan roda saat mobil mengalami perlambatan seperti ketika melepas pedal gas atau mengerem.
Bukan cuma itu, daya baterai juga bisa terisi ketika turunan. Situasi ini banyak dimanfaatkan ketika melintasi daerah Bali usai menyeberang dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur.
Siasat mengorbankan konsumsi BBM demi mengecas baterai ini saya gunakan maksimal sebab strateginya ingin menggunakan mode EV nanti ketika sudah tidak melintasi jalan tol. Benar saja, mode EV membantu perjalanan irit saat melintasi tanjakan dan dalam kota yang ramai memerlukan stop and go.
 Hingga saat ini JaecooJ7 SHS belum ada harga resminya, namun di IIMS 2025 banderolnyadiestimasikanantara Rp400 jutaan sampai Rp500 jutaan. (Jaecoo Indonesia) |
 Catatan jarak tempuh Jaecoo J7 SHS mencapai 1.377,6 kilometer setelah menghabiskan bensin 1 tangki 60 liter dari Jakarta menuju Bali. (CNNIndonesia/Febri Ardani) |
1.377 kilometer
Setelah menempuh perjalanan selama tiga hari, mobil yang kami bawa sudah kehabisan BBM saat odometer menunjukkan jarak tempuh sekitar 1.300 kilometer. Namun saat itu kondisi baterai masih sekitar 47 persen.
Mobil masih bisa bergerak tetapi hanya mengandalkan sisa baterai. Gerakan mobil mulai tersendat dan pedal gas tak lagi merespons akselerasi saat baterai tersisa 9 persen.
Akhirnya J7 SHS ini berhenti di jarak tempuh 1.377,6 kilometer. Bila hanya menghitung BBM sebanyak 60 liter di tangki berarti efisiensi mobil ini 22,96 kilometer per liter.
Tak isi bensin dari Jakarta hingga Bali merupakan pencapaian apik untuk mobil PHEV. Asumsi saya jarak tempuh bisa dicapai hingga lebih mendekati 1.400 kilometer andai pengemudi sudah familiar dengan teknologi yang dibawa J7 SHS dan lebih disiplin soal gaya berkendara.