Penjualan kendaraan elektrifikasi Toyota di Indonesia melonjak signifikan pada awal 2025, didorong oleh meningkatnya minat masyarakat terhadap teknologi hybrid.
Toyota dan Lexus mencatatkan wholesales hampir 5.500 unit kendaraan elektrifikasi sepanjang Januari-Februari 2025, meningkat 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Ernando Demily, mengungkapkan Toyota dan Lexus masih mendominasi pasar kendaraan hybrid di Indonesia dengan market share mencapai 62 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau kita lihat more specific, di segmen pasar hybrid Indonesia, Toyota-Lexus sendiri memimpin dengan market share 62 persen," kata dia di Jakarta, Selasa (19/3).
Ernando menjelaskan kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil hybrid turut mendorong konsumen beralih ke model hybrid terutama Kijang Innova Zenix dan Yaris Cross. Menurutnya hal ini berdampak positif terhadap permintaan di pasar domestik.
"Kami percaya inisiatif ini akan mempercepat adopsi kendaraan elektrifikasi di Indonesia," ujar Ernando.
Dengan insentif ini, harga kendaraan hybrid menjadi lebih kompetitif, sehingga semakin banyak konsumen yang beralih ke teknologi ramah lingkungan ini.
"Kami melihat kebijakan ini sangat membantu dalam mempercepat adopsi kendaraan hybrid di Indonesia. Dengan harga yang lebih terjangkau dan efisiensi bahan bakar yang lebih baik, konsumen semakin yakin memilih hybrid sebagai solusi mobilitas yang cerdas," tambah Ernando.
Bob Azam, Vice President PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menyatakan selain pertumbuhan di pasar domestik, ekspor kendaraan elektrifikasi Toyota juga mencatatkan lonjakan tajam.
Menurutnya ekspor kendaraan hybrid Toyota meningkat hampir 111 persen pada 2024.
"Pada 2023, ekspor model elektrifikasi seperti Innova Zenix dan Yaris Cross mencapai 8.700 unit, sementara pada 2024 meningkat menjadi 18.700 unit. Ini menunjukkan bahwa insentif yang diberikan pemerintah tidak hanya mendorong pasar domestik, tetapi juga memperkuat daya saing ekspor kita," jelasnya.
Secara keseluruhan, ekspor Toyota dari Indonesia pada 2024 mencapai 276 ribu unit, sedikit menurun dibandingkan 2023 yang mencapai 290 ribu unit. Bob menjelaskan pelemahan pasar global akibat perang Ukraina serta perubahan kebijakan ekspor dari CBU ke CKD turut mempengaruhi angka tersebut.
Namun, Toyota tetap optimistis dengan mempertahankan produktivitas dan efisiensi sebagai kunci daya saing global.
Toyota berkomitmen terus mendukung elektrifikasi dengan strategi multi-pathway, termasuk pengembangan kendaraan berbasis baterai (BEV), hybrid (HEV), serta plug-in hybrid (PHEV).
Bob Azam juga menegaskan ekspor otomotif dari Indonesia diharapkan mencapai 3 juta unit tahun ini, menandai pencapaian besar dalam industri otomotif nasional.
Dengan berbagai inisiatif ini, Toyota optimistis dapat terus memimpin pasar kendaraan elektrifikasi di Indonesia, sekaligus memperkuat daya saing di kancah global.
(can/dmi)