Alasan Neta Diduga Bubarkan Tim Riset hingga Tunggak Gaji Karyawan

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Mar 2025 10:00 WIB
Produsen mobil listrik asal China, Neta, dilaporkan alami krisis hingga membubarkan tim riset dan menunggak gaji karyawan.
Produsen mobil listrik asal China, Neta, dilaporkan alami krisis hingga membubarkan tim riset dan menunggak gaji karyawan. (netaauto.co)
Jakarta, CNN Indonesia --

Produsen mobil listrik asal China, Neta, dilaporkan telah membubarkan seluruh tim riset dan pengembangan (R&D) karena krisis keuangan yang makin memburuk. Kondisi itu bahkan membuat perusahaan menunggak gaji karyawan.

Menurut laporan media China, Leiphone, yang dilansir Car News China, Neta telah menawarkan pesangon kepada karyawan yang mau menandatangani surat pemutusan hubungan kerja (PHK) pekan ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, sekitar 200 tenaga kerja disebut telah mulai meninggalkan perusahaan, dari total keseluruhan karyawan 1.700 orang.

Kondisi buruk tersebut adalah dampak dari runtuhnya bisnis Neta yang mengalami penurunan penjualan secara drastis.

Berdasarkan data China EV DataTracker, penjualan mobil listrik perusahaan ini pada Januari lalu anjlok hingga 98 persen. Pada Februari, penjualan Neta tercatat tak lebih dari 400 unit.

Alhasil, perusahaan ini mengalami dampak finansial yang memicu pemotongan gaji besar-besaran.



Karyawan yang bertahan terkena pemangkasan gaji hingga 75 persen dibanding sebelum Oktober 2023. Sementara karyawan yang telah keluar hanya menerima upah minimum Shanghai.

Bahkan, kompensasi yang dijanjikan untuk karyawan yang keluar sejak November 2023 sampai saat ini belum dibayarkan.

Tak hanya soal gaji karyawan, Neta juga disebut mengalami masalah dengan pemasok komponen. Para pemasok lokal dikabarkan geruduk kantor pusat Neta Auto di Shanghai untuk menuntut pembayaran, dengan beberapa di antaranya memilih tidur di lantai gedung hingga tuntutan dipenuhi.

Alasan krisis

Beberapa sumber menyebut krisis ini merupakan dampak dari strategi CEO sebelumnya yang terlalu fokus pada penjualan B2B dan mengabaikan segmen lain.

Kini, pendiri Neta, Fang Yunzhou, telah mengambil alih kursi CEO. Ia berencana melakukan restrukturisasi dengan orientasi pada pasar luar negeri dan produk yang lebih menguntungkan.

Namun, perusahaan ini memiliki tantangan terbesar, yakni kondisi utang yang diperkirakan mencapai 10 miliar yuan (sekitar US$1,4 miliar). Kondisi tersebut memicu keraguan atas prospek pemulihan kondisi perusahaan.

Rumor Neta bakal bangkrut sebetulnya telah beredar sejak 2023. Di tengah rumor sempat ada kabar Neta berhasil mendapat suntikan dana 6 miliar yuan, tetapi itu belum cukup untuk menyelamatkan perusahaan dari krisis.

Sebagai informasi, Neta Auto pertama kali diluncurkan sebagai merek kendaraan energi baru (NEV) oleh Hozon Auto pada 2018. Merek ini mulai berekspansi ke berbagai negara Asia seperti Thailand hingga Indonesia.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Neta mulai terekam pada November 2023 dan menjual total 181 unit pada tahun itu. Penjualan Neta kemudian melonjak hingga 607 unit pada 2024.

Sementara pada tahun ini, Neta menjual 53 unit pada Januari 2025 dan 55 unit pada Februari 2025. Saat ini Neta menjual dua model, V-II dan X di dalam negeri.

(lom/chri)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER