VinFast menegaskan tak gentar menghadapi perang harga mobil listrik dari berbagai merek asal China. Merek asal Vietnam ini mengatakan bakal mengandalkan kekuatan ekosistem sebagai strategi utama mereka di pasar Indonesia, termasuk mendirikan pabrik sendiri di Subang.
"Ya, yang menjadi istilahnya kekuatan kami adalah pada ekosistem. Jadi kami tidak hanya fokus untuk penyediaan kendaraan yang berkualitas, layanan purna jual yang baik, harga yang kompetitif. Tetapi juga kami menjawab keraguan dari calon pembeli kendaraan listrik itu dengan meng-create atau memberikan ekosistem secara lengkap," ujar CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto di GIIAS 2025, Jumat (1/8).
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekosistem yang dimaksud mencakup beragam lini pendukung, mulai dari sistem pengisian daya, hingga perusahaan pengelola mobil bekas. Ini disebut sebagai upaya menjawab kekhawatiran masyarakat terhadap nilai jual kembali mobil listrik yang selama ini dinilai rendah.
Ia juga memahami sebagian masyarakat masih meragukan kelangsungan bisnis produsen mobil listrik baru. Namun, VinFast mengklaim sudah menunjukkan komitmen jangka panjang lewat pembangunan pabrik sendiri di Subang.
"Tapi kita buktikan itu dengan kita bangun pabrik kita sendiri. Kita akuisisi lahan 170 hektare di Subang dengan investasi awal yang sangat besar menyerap banyak tenaga kerja. Itu yang menjadi bukti keseriusan kami," lanjutnya.
VinFast menargetkan operasional pabrik tahap pertama di Subang akan dimulai pada akhir kuartal IV tahun ini. Model pertama yang akan dirakit adalah VF3.
Selain itu VinFast juga memperkenalkan layanan taksi listrik lewat unit bisnis Smart Mobility Green (SM) atau GSM. Strategi ini diyakini efektif memperkenalkan langsung kenyamanan mobil VinFast kepada calon konsumen.
"Selain itu juga ada perusahaan kami yang smart mobility green SM atau GSM yang taksi. Itu juga merupakan bukti komitmen kami. Cara kami mendekatkan kepada calon pelanggan yang ingin merasakan misalnya kenyamanan mobil Vinfast dan sebagainya bisa dengan mencoba taksi kami terlebih dahulu," katanya.
Saat ditanya soal kompetisi harga yang kian sengit di pasar EV, Kariyanto menegaskan bahwa pihaknya tak akan serta-merta ikut dalam perlombaan menurunkan harga.
"Untuk perang harga misalnya, kami lebih fokus memberikan solusi kepada pelanggan dengan ekosistem yang kami miliki dibandingkan misalnya mengikuti. Untuk perang harga kami lebih fokus dengan layanan-layanan tambahan atau solusi-solusi yang kami berikan dengan ekosistem yang kami miliki sendiri," sambungnya.
Ia menyatakan pada akhirnya pelanggan tetap menjadi pihak yang diuntungkan dalam dinamika harga ini.
"Sebenarnya yang diuntungkan itu kan pelanggan. Jadi saya tidak mengomentari hal tersebut. Tetapi tentu customer kan dalam membeli kendaraan mungkin tidak hanya mempertimbangkan harga pembelian di awal tapi juga mempertimbangkan nanti misalnya biaya untuk charging kemudian resale value-nya setelah nanti dipakai seperti apa gitu," terangnya.
Dalam satu tahun kehadirannya di pasar otomotif Indonesia, VinFast mengaku telah mendapat respons positif dari konsumen.
"Sejauh ini saya lihat penerimaannya positif karena setelah kami baru satu tahun kami mulai penjualan kami itu baru di GIIAS tahun lalu. Kemudian jadi Juli ini tepat satu tahun dan dari setelah penerimaan pasar dengan perkembangan dari jumlah dealer dan partner after sales itu menunjukkan acceptance yang baik terhadap brand kami," kata Kariyanto.
(job/fea)