Delapan pengemudi ojek online atau ojol mendapat kesempatan bertemu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui sebuah undangan resmi ke Istana. Dalam pertemuan pada Minggu (31/8) itu mereka sempat berdiskusi tentang dinamika yang terjadi dalam beberapa hari ke belakang.
Mohamad Rahman Tohir, perwakilan ojol yang bertemu Gibran, mengatakan putra Joko Widodo itu hadir belakangan karena mengurus kegiatan mendesak.
Selama menunggu Gibran, para ojol berdiskusi dengan sekretaris pribadi Gibran yang disebutnya bernama Ali. Saat itu mereka sempat menyampaikan keluh kesah tentang permasalahan menjadi ojol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, satu jam pertama kami berbicara dengan sespri-nya, Pak Ali. Ditanyakan kira-kira apa sih permasalahan di ojol. Ya kami jelaskan secara rinci seperti kita butuh payung hukum, terus mitra terlalu banyak atau segala macam. Itu kita bicarakan hal-hal yang memang memang berkaitan dengan ojol," kata dia saat dihubungi, Rabu (3/9).
"Kalau bisa BPJS tenaga kerja untuk deliver ojek Online dikasih gratis dong. Intinya itulah. Kami ngebahas awal seperti itu saja. Enggak ada yang spesial, spesifik, dan segala macam," katanya lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sela perbincangan itu barulah Gibran datang. Dialog kemudian berlanjut dengan agenda makan terlebih dahulu.
Setelahnya, kata dia, Gibran tak banyak memberi arahan, tetapi lebih mendengarkan keluhan para ojol. Pada kesempatan itu mereka juga sempat membahas kasus demo, hingga kematian ojol yang dilindas aparat menggunakan kendaraan taktis belum lama ini.
"Kami sampaikan juga aksi demo sekarang ini sudah tidak murni ojol lagi. Memang ojol awalnya pada malam pertama. Tapi kan ke sini-ke sini lagi demo itu sudah menyimpang. Ojol cuma menuntut keadilan yang seadil-adilnya bagi keluarga korban agar dihukum seberat-beratnya dan proses itu transparan. Tuh, kami cerita itu sama Mas Wapres," kata dia.
Tak hanya itu mereka juga mengeluhkan dampak negatif demo yang diklaim mempengaruhi pendapatan sebagai ojol.
"Dan kami bilang terus terang Pak, selama aksi ini pendapatan kita menurun. Wajar dong kami ngomong begitu," kata dia.
"Karena kan ketika demo berlangsung semua karyawan hampir 100 persen di Jakarta itu WFH ya. Jadi sepi orderan satu, kedua juga area narik jadi terbatas. Kalau kami dapat penumpang ke arah Senen ya itu takut. Itu yang kami bicarakan," katanya.
Menimpali obrolan tersebut, Gibran merespons dengan mengatakan pemerintah saat ini sedang berupaya keras untuk menjaga wilayah agar kembali kondusif
"Mas Wapres bilang makanya kami berharap sama-sama jaga kondusif wilayah biar wilayah aman teman-teman bisa narik ya kan. Kembali seperti semula, kondisi Jakarta kantor-kantor pada masuk anak sekolah, sehingga membantu jumlah orderan yang meningkat," katanya.
Lebih lanjut, ia membantah jika dalam pertemuan kemarin sempat terjadi obrolan terkait politik.
"Jadi gak ada pesan-pesan khusus gak ada bicara hal-hal politik. Lebih banyak mendengarkan dan memberi arahan buat bantu kami. Karena demo sudah menyimpang ada pengerusakan, pembakaran fasilitas umum, penjarahan itu memang riil terjadi kan gitu loh. Gak mengada-ada," kata Rahman yang telah menjadi ojol sejak 2015 tersebut.
Pertemuan ini dihadiri delapan ojol dari Gojek, Grab, Maxim dan InDrive. Keempat aplikator itu sudah menyatakan masing-masing ojol yang bertemu Gibran adalah mitranya.
(ryh/fea)