Pembina sektor otomotif, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), menyatakan bakal menjadi hal yang salah bila insentif buat industri ini tak diperjuangkan untuk mengalir tahun depan. Otomotif, meski kini mengalami kontraksi, dianggap terlalu penting untuk diabaikan.
"Sektor ini merupakan sektor yang sangat penting, terlalu penting untuk kita abaikan, tidak mungkin kita abaikan," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (2/12), diberitakan Antara.
"Forward, backward linkage yang luar biasa besar, penyerapan tenaga kerjanya juga luar biasa besar, nilai tambah untuk ekonominya juga luar biasa besar. Dan oleh sebab itu, kami akan tetap mengusulkan insentif atau stimulus kepada pemerintah untuk sektor otomotif," kata Agus lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu indikator buat menggambarkan secara garis besar otomotif sedang lesu adalah hasil penjualan mobil baru (wholesales) yang turun 10,6 persen pada Januari-Oktober 2025 dibanding periode sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang 10 bulan cuma 634.844 unit yang didistribusikan dari pabrik ke dealer. Angka retail juga turun, sebesar 9,6 persen di periode itu. Penjualan dealer ke konsumen hanya sanggup 660.659 unit.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahkan sudah merevisi target penjualan tahun ini yang dirasa tak akan sampai 900 ribu unit. Target diturunkan menjadi 750 ribu unit.
Target itu lebih kecil dari pencapaian pada 2024 sebanyak 865.723 unit dan diproyeksi melanjutkan tren penurunan dari 2023 sejumlah 1.005.802 unit dan 2022 yang mencapai 1.048.040 unit.
Agus menjelaskan pihaknya sedang menyiapkan usulan insentif yang mencakup sisi demand dan supply.
"Oleh sebab itu, merupakan tanggung jawab kami. Hal yang salah kalau kami tidak perjuangkan," tutur dia.
Belum ada usulan baru
Usulan insentif otomotif dari Kemenperin akan diajukan ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk dievaluasi kemudian ditentukan bakal diterapkan atau tidak.
Kontradiktif dari arah Kemenperin, Menteri Kemenko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya sudah menyatakan tak ada insentif otomotif untuk 2026.
"Insentif (otomotif) tahun depan tidak ada," kata Airlangga saat mengunjungi Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 di Tangerang, Rabu (26/11).
Lalu anak buah Airlangga, juru bicara kementerian Haryo Limanseto, mengatakan pihaknya belum menerima usulan resmi soal insentif otomotif untuk 2026 dari kementerian pembinanya.
"Saat ini kami belum ada pembahasan kembali dan belum menerima usulan insentif dari Kementerian/Lembaga pembina sektor," katanya.
Walau begitu Haryo menyatakan kementeriannya tetap membuka ruang pembahasan bila ada usulan baru.
(fea/fea)