Penjualan mobil Indonesia sepanjang tahun ini mendapat persaingan ketat dari negara tetangga, Malaysia, yang memicu kekhawatiran terhadap iklim investasi pada masa mendatang. Namun asosiasi mempunyai pandangan berbeda atas hal tersebut.
Kekhawatiran terhadap iklim investasi otomotif Indonesia sebelumnya sempat dilontarkan Toyota, sebagai penguasa pasar mobil nomor satu di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pabrikan Jepang ini, pasar mobil Indonesia harus mampu mencapai setidaknya 800 ribu unit tahun ini agar tetap berada di atas Malaysia. Apabila total penjualan mobil jatuh di bawah angka tersebut, reputasi Indonesia sebagai pasar terbesar di wilayah Asia Tenggara akan terganggu.
Dari sana, iklim investasi dapat terganggu, bahkan ada kekhawatiran ekosistem atau investasi otomotif Tanah Air berpotensi pergi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebagai asosiasi utama yang membawahi puluhan merek mobil Tanah Air merevisi target penjualan mobil hingga akhir 2025 hanya 780 ribu unit. Semula, Gaikindo menargetkan 900 ribu unit mobil terjual sepanjang tahun ini.
Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gaikindo, mengatakan meski penjualan mobil di Indonesia surut atau mungkin kalah dari Malaysia, itu tak akan mengganggu investasi yang telah berjalan di Tanah Air. Ia meyakini tren penjualan mobil yang menurun saat ini juga hanya sementara.
"Saya rasa tidak sampai hengkang, kan ini hanya sementara waktu saja," kata Jongkie saat dihubungi, Rabu (17/12).
Bagi dia pasar domestik Indonesia tetap menjanjikan, dibuktikan melalui rasio kepemilikan mobil saat ini.
"Pasar domestik kita masih sangat potensial. Penduduknya 280 juta, kepemilikan kendaraan bermotor 99 unit per 1000 orang," kata Jongkie.
Menurut Jongkie potensi tersebut dianggap jadi faktor Indonesia tak akan kehilangan investor otomotif, baik untuk saat ini hingga pada masa mendatang.
"Kayaknya mereka melihatnya panjang ke depan, puluhan tahun ke depan," kata Jongkie.
Melansir Carz Automedia, mobil baru yang teregistrasi di Malaysia pada November berjumlah 77.876 unit, sedikit lebih tinggi dari wholesales Indonesia, 74.252 unit.
Jika ditinjau secara tahunan, penjualan mobil Malaysia selama 11 bulan 2025 berjumlah 720 ribu unit, sedangkan Indonesia hanya 710.084 unit.
Mobil konvensional masih berkontribusi besar atas permintaan di Malaysia dengan 65.688 registrasi, atau mencakup 84,3 persen dari seluruh mobil terjual pada November.
Penjualan mobil Indonesia selama 2025 memang susah naik, dengan penyebab utama lemahnya daya beli masyarakat. Di sisi lain, hasil ini membuat Indonesia terpukul, mengingat Malaysia memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit.
Saat ini Indonesia memiliki penduduk sebanyak 280 jutaan jiwa, sedangkan Malaysia cuma 39 jutaan jiwa. Malaysia juga telah menetapkan target penjualan hingga akhir tahun sebesar 800 ribu unit.
(ryh/dmi)