Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim harga mobil di Indonesia makin murah, bahkan kini telah mendekati level Rp150 juta. Fenomena ini menarik tapi dia memproyeksi bakal menciptakan efek domino yaitu kemacetan lebih parah di ibu kota.
Harga mobil, khususnya mobil listrik berbasis baterai di Indonesia, menjadi lebih terjangkau setelah pemerintah memberikan berbagai insentif fiskal, termasuk bebas bea masuk untuk impor completely built up (CBU), yang sudah dinyatakan tak akan dilanjutkan usai masa berlakunya habis pada 31 Desember 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025, pemerintah telah memberikan insentif PPN DTP 10 persen untuk mobil listrik completely knocked down (CKD).
Kemudian PPnBM DTP untuk impor mobil listrik secara utuh atau completely built up (CBU) dan CKD sebesar 15 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan itu dengan inovasi dan perbaikan kebijakan yang dilakukan oleh mobil sekarang harganya Rp 150 juta," kata Airlangga di Jakarta, melansir CNBC Indonesia, Kamis (18/12).
Airlangga lantas mewanti-wanti bakal semakin banyak masyarakat yang mampu membeli kendaraan roda empat. Makanya, ia memperkirakan, kepadatan kendaraan bakal sering terjadi seperti di Jakarta.
"Saya memberi warning makin banyak mobil murah makin macet di Jakarta. Nah ini PR-nya Gubernur lah bagaimana cara," ucap Airlangga.
Untuk mengantisipasi masalah efek dari makin murahnya harga mobil itu, Airlangga mengatakan pemerintah pusat sudah menyodorkan strategi jangka pendek.
Salah satunya, kata dia, mendorong para perusahaan dan instansi pemerintah memberlakukan kerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) atau everywhere.
"Kemarin saya laporkan di kabinet adalah work from anywhere and work from everywhere. Mengurangi kemacetan tapi harapannya produktivitas tidak terganggu," kata dia.
(ryh/fea)