Belajar dari Prestasi Olahraga Spanyol

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Selasa, 07 Jun 2016 19:47 WIB
Mengapa prestasi Spanyol di bidang olahraga begitu menonjol? Apa rahasianya?
Ilustrasi bendera Spanyol (Efraimstochter/Pixabay)
Surabaya, CNN Indonesia -- Sabtu (4/6) lalu, saya terkesima sekaligus terkejut saat menyaksikan partai final tunggal putri Prancis terbuka yang mempertemukan Serena Williams dengan Garbine Muguruza di salah satu channel olahraga luar negeri. Sebagian besar menjagokan Serena yang keluar menjadi jawara.

Apalagi, statusnya sebagai juara bertahan semakin memantapkan keyakinan banyak orang kalau dia bisa melenggang jadi nomor satu di turnamen tersebut. Namun, di luar dugaan, Muguruza berhasil memupus mimpi petenis asal Amerika Serikat itu untuk kembali mempertahankan gelar yang diraih tahun lalu. Hasil tersebut diraih setelah petenis asal Spanyol itu mengandaskan Serena dua gim langsung: 7–5, 6–4.

Tak dapat dipungkiri, Negeri Matador selalu menjadi yang terbaik dalam dunia olahraga. Capaian Muguruza yang merengkuh gelar juara Prancis Terbuka adalah salah satunya. Tetapi, masih banyak pencapaian atlet – atlet Spanyol dalam pentas olahraga, baik skala Eropa maupun Internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih membekas di ingatan pencinta sepakbola saat Real Madrid meraih gelar Liga Champions musim ini mengalahkan “saudara” mereka, Atletico Madrid lewat adu penalti. Tim Spanyol lain, Sevilla, juga bernasib sama dengan Los Galacticos, julukan Real Madrid, dengan menjuarai Europa League setelah menang 3 – 1 atas Liverpool, tim asal Inggris yang notabene punya sejarah panjang di pentas sepakbola dunia.

Tak melulu soal sepak bola, prestasi Spanyol juga tersebar pada cabang olahraga lain, beberapa di antaranya dapat dikatakan memiliki gengsi yang besar. Jorge Lorenzo dan Marc Marquez berhasil membuktikannya dalam ajang MotoGP selama empat musim beruntun. Marc Marquez sukses jadi juara dua tahun beruntun, yakni 2013 dan 2014. Sementara Jorge Lorenzo jadi kampiun pada 2012 dan 2015 lalu. Bahkan, Alex Marquez, adik Marc Marquez, juga mengikuti jejak kakaknya menjadi juara Moto3 pada tahun 2014.

Badminton juga dirambah Spanyol lewat Carolina Marin. Pebulutangkis berusia 23 tahun pada 15 Juni tersebut mampu menduduki peringkat satu dunia rangking BWF (Badminton World Federation) yang sebelumnya selalu dikuasai atlet asal Tiongkok. Jangan lupakan juga prestasi Fernando Alonso yang jadi juara Formula 1 dua kali bersama Renault pada 2005 dan 2006.

Raihan prestasi para atlet Spanyol yang begitu banyak menjadi sebuah kebanggaan bagi publik negeri tersebut. Tak jarang kita sering diperdengarkan lagu kebangsaan Spanyol ketika prosesi penyerahan medali atau piala dan saking seringnya, mungkin sebagian orang begitu hafal nada atau bahkan lirik lagu kebangsaan negara yang berada di Semenanjung Iberia tersebut.

Negara tetangga Portugal ini seolah tak henti mengeluarkan talenta – talenta yang punya potensi juara, setidaknya mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dan, fenomena ini tak hanya ada di salah satu cabang olahraga saja. Itu semua tak lepas dari fasilitas serta pembinaan usia muda di negara kerajaan tersebut. Dukungan federasi dan pemerintah juga turut serta dalam kesuksesan Spanyol membangun “kerajaan” olahraga di pentas dunia. Inilah kunci sukses yang harus diimplementasikan Indonesia jika ingin sukses pada dunia olahraga.

Kita sering melihat pergantian kepengurusan yang diiringi bergantinya kebijakan dalam tubuh federasi olahraga di Indonesia. Belum lagi adanya kisruh yang malah membuat perkembangan olahraga tersebut terbengkalai. Ditambah belum jelasnya pembinaan usia dini juga berdampak pada menurunnya prestasi Merah Putih di kancah Internasional.

Klub – klub olahraga, semisal bulutangkis, voli, tenis, sebagai tonggak pembinaan atlet belia juga makin berkurang. Padahal, lewat klub – klub itulah atlet belia ditempa dan dari sana para pemandu bakat dapat mencari atlet yang berpotensi mengharumkan nama Ibu Pertiwi di kompetisi dunia. Dukungan pemerintah juga dibutuhkan dalam membiayai serta memberikan infrastruktur yang layak untuk para atlet dan federasi olahraga secara merata dan tidak berfokus pada cabang olahraga itu – itu saja. Memang, cara – cara tersebut tidak serta merta langsung melahirkan prestasi, tetapi melalui proses yang baik dan teratur. Dari situlah gelar demi gelar diraih dan regenerasi atlet berjalan dengan lancar.

Fenomena Spanyol sebagai raja olahraga setidaknya dapat menginspirasi negara ini untuk bisa meraih sukses dalam kompetisi olahraga, setidaknya mampu bersuara di wilayah Asia Tenggara. Dengan mengimplementasikan apa yang dijalankan Spanyol, bukan tidak mungkin Merah Putih dapat meraih prestasi dan semakin dikenal di dunia. Sama seperti yang dialami Spanyol saat ini. Sampai – sampai beberapa orang, termasuk saya, yang selalu melihat Spanyol menang akan berucap, lagi – lagi Spanyol. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER