Jakarta, CNN Indonesia -- Meski belum secara resmi diluncurkan di Indonesia, sudah banyak pengguna yang kecanduan memainkan game besutan Niantic Inc. asal San Francisco ini.
Pokemon Go merupakan game yang memanfaatkan teknologi
augmented reality. Ini membuat pemainnya bertingkah seolah menjadi pemburu makhluk poket monster sungguhan.
Cara memainkannya dengan menyusuri setiap sudut tempat, dan menemukan monster yang hanya dapat terlihat di layar ponsel. Monster-monster yang berhasil dikumpulkan dapat ditukar atau dipertarungkan dengan monster milik orang lain. Alhasil pengguna game ini akan terlihat 'rusuh' ke sana ke mari mencari monster sambil sibuk mengamati ponsel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permainan ini baru resmi diluncurkan 4 Juli 2016 kemarin di Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan Selandia Baru. Selanjutnya menyusul Kanada, Eropa dan Amerika Selatan. Untuk Indonesia, sepertinya harus bersabar terlebih dahulu.
Meski begitu, game ini telah menjadi tren baru yang menyita banyak perhatian publik. Belum bulat sebulan peluncurannya, game ini telah menyaingi pengguna Whatsapp dan Snapchat. Kehebohan yang dimunculkannya juga membuat beberapa orang sibuk mencari monster dan bertingkah membahayakan diri.
Diperkirakan ketika game ini telah dapat diakses merata di setiap negara dan perangkat, maka popularitasnya akan semakin bertambah dan akan mengubah perilaku penggunanya jadi lebih aktif.
Ada baiknya teman-teman tidak berlebihan jika mainkan game in. Karena bagaimana pun juga game diciptakan untuk dimainkan bukan untuk mempermainkan penggunanya.
(rkh/rkh)