Jakarta, CNN Indonesia -- Opsi memilih ulang pimpinan komisi-komisi di DPR untuk mengakomodasi keterwakilan Koalisi Indonesia Hebat di kursi pimpinan komisi mendapat tentangan dari Wakil Ketua Komisi III Benny K. Harman.
“Untuk apa (KIH) merebut pimpinan alat kelengkapan dewan? Memang ada apa di situ? Apa dia punya hak lebih?” kata Benny di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/11).
Lagipula, ujar Benny, KIH masih tetap kalah dari Koalisi merah Putih dari segi kuantitas. Politikus Demokrat itu lantas menyindir langkah KIH membuat DPR tandingan dengan menunjuk pimpinan DPR sementara dan menggelar paripurna tandingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya hargai kreativitas politik KIH (membuat DPR tandingan). Sebagai bagian dari upaya melakukan negosiasi, itu biasa,” ujar Benny.
Ia berpendapat lebih baik permintaan KIH untuk mendapat jatah kursi pimpinan komisi difasilitasi dengan menambah komisi. Kalau komisi ditambah tiga, KIH bakal mendapat 12 kursi pimpinan komisi. Untuk diketahui, satu komisi terdiri dari empat pimpinan, yakni satu ketua dan tiga wakil ketua komisi.
“(Kalau KIH minta) 16 kursi, tambahkan juga badan lain di DPR,” kata Benny.
Soal 16 kursi pimpinan komisi untuk KIH dikemukakan oleh Ketua Harian Demokrat Syarif Hasan usai melakukan lobi politik dengan legislator PDIP Aria Bima, Selasa (4/11). Menurut Syarif, KIH tidak meminta kursi ketua komisi, hanya wakil ketua.
Meski tak setuju dengan pemilihan ulang pimpinan komisi, Benny mengatakan sesungguhnya Demokrat bersifat terbuka dan yakin semua masalah dapat selesai lewat musyawarah mufakat.