HARGA BBM

Sikap Kader PDIP Tolak BBM Naik Dinilai Aneh

CNN Indonesia
Kamis, 06 Nov 2014 15:40 WIB
Sejumlah kader PDI Perjuangan tak sejalan dengan rencana pemerintah Joko Widodo menaikkan harga BBM. Sikap itu dinilai membahayakan PDI Perjuangan.
Koalisi Merah Putih kembali berjaya setelah anggota PAN, Zulkifli Hasan, yang merupakan partai anggota koalisi terpilih sebagai ketua MPR periode 2014-2019. Keputusan ini diambil dalam rapat Paripurna MPR yang berakhir hingga Selasa (8/10) dini hari. (CNN Indonesia/Arie Riswandy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik Universitas Gadjah Mada Dodi Ambardi menilai sikap sejumlah kader PDI Perjuangan yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) adalah aneh. Menurutnya, situasi itu bisa berbahaya bagi PDI Perjuangan sendiri.

“Oposisi malah mendukung, tapi koalisi pemerintah menolak. Ini aneh, tapi jelas KMP melakukan ini untuk memperkuat soliditasnya, ini memberikan dampak berbahaya bagi PDIP,” tutur Dodi.
 
Menurut Dodi, perbedaan sikap koalisi pemerintah bisa dinilai dari dua sisi. Satu hal, penolakan beberapa kader atas rencana kenaikan harga BBM dianggap bisa menarik simpati rakyat. Tapi hal lainnya, justru PDIP bisa dinilai tak solid dan tak bisa mengelola kekuasaan.  

Suara-suara pendukung maupun penolak rencana kenaikan BBM di kalangan politisi memang agak aneh belakangan ini. Para politisi dari oposisi justru mendukung rencana tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh adalah Ketua DPR Setya Novanto yang berasal dari Koalisi Merah Putih. Dia mendukung rencana pemerintah Joko Widodo menaikkan harga BBM  bersubsidi. (Baca: Dukungan 'Lawan' untuk Kebijakan BBM Jokowi)

“Buat saya, yang penting bagaimana pengalokasian dana tersebut,” kata Setya di gedung DPR, Jakarta, Rabu (5/11).  

Ucapan Setya yang 'ramah' ini bertolak belakang dengan sejumlah kader PDIP yang bereaksi keras terhadap rencana kenaikan harga BBM dalam waktu dekat. “Lagu lama kaset baru. Alasan tak beranjak meski pemerintahan berganti,” kata politikus PDIP Rieke Diah Pitaloka. Menurutnya, tak ada situasi mendesak yang membuat Jokowi perlu menaikkan harga BBM.

Kritik pedas juga dilontarkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Effendi Simbolon. Lucunya, ia tak menyebut langsung nama Jokowi dalam melempar kritik, melainkan nama Wakil Presiden Jusuf Kalla. “Nafsu banget Pak JK. Apa beliau tak melihat situasi dan kondisi sekarang? Baru seminggu dilantik saja sudah bikin heboh. Apa dengan menaikan harga BBM Rp 3.000, rakyat bisa makmur?” ujar dia.

Ketua DPP PDIP lainnya, Hendrawan Supratikno, juga tak mendukung kenaikan harga BBM. “Ini bukan penolakan membabi-buta, tapi karena belum ada klarifikasi detail dari pemerintah ke publik. Jokowi juga belum memberikan penjelasan ke fraksi,” kata Hendrawan.

Hingga saat ini, ujar Hendrawan, partai belum mengeluarkan instruksi tegas apakah setuju atau tidak dengan kenaikan harga BBM. 
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER