Jakarta, CNN Indonesia -- M Prasetyo, politikus NasDem yang dipilih Presiden Joko Widodo sebagai Jaksa Agung menuai sorotan negatif dari berbagai pihak karena dinilai rawan intervensi. Lantas bagaimana jika Jokowi kembali memilih politikus untuk menjadi Kepala Badan Intelijen Negara?
"Tidak ada masalah dari partai politik atau bukan, yang penting mengerti tantangan intelijen ke depan" ujar Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Tantowi Yahya kepada CNN Indonesia, Jumat (21/11).
Sebelumnya, Tantowi, yang komisinya antara lain membidangi pertahanan, intelijen, dan luar negeri, ini pernah mengatakan Kepala BIN yang baru nanti harus mengerti pentingnya
cyber intelligence. Intelijen dunia maya dinilai memiliki kedudukan yang sedikit lebih tinggi dari intelijen konvensional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politikus Partai Golongan Karya tersebut yakin pilihan Presiden Jokowi dalam menentukan para pembantunya sudah lewat serangkaian proses ketat dan mendalam, sehingga tidak mungkin, menurutnya, Jokowi asal pilih.
"Menteri (dan pejabat setingkat menteri) itu pembantu Presiden. Pasti Presiden sudah mengetahui semua persyaratan yang dibutuhkan untuk seseorang agar ia layak dan pantas jadi menteri."
Sebelumnya, Jokowi telah melantik M Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Prasetyo merupakan seorang mantan jaksa dan politikus Partai NasDem dan anggota DPR RI periode 2014-2019 dan sekarang sudah diberhentikan secara hormat.
Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti mengakui sudah menerima surat pengunduran diri Prasetyo sebagai anggota parlemen.