Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal (Sekjend) Partai Golkar Idrus Marham menilai tak ada lagi yang perlu dimediasi dalam konflik partainya. Musyawarah Nasional (Munas) IX sudah di depan mata, persiapan juga terus dilakukan oleh panitia penyelenggara.
"Kalau ada mediasi bagus, tapi apa lagi yang mau di mediasi? Munas sudah di depan mata," kata Idrus saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (28/11).
Rencana mendiasi dinyatakan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, Kamis (27/11) malam di rumahnya usai bertemu seluruh anggota Dewan Pertimbangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain akan memediasi dua kubu yang berseberangan, Akbar juga meminta Munas di Bali ditunda untuk menghindari pertentangan dan situasi yang semakin tidak kondusif.
Munas di Bali digelar kubu Aburizal Bakrie berdasarkan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Yogyakarta 19 November lalu. Sementara kubu Agung Laksono bersikeras Munas diadakan pada Januari 2015 sesuai dengan keputusan Munas VIII di Pekanbaru pada 2009 silam. Kedua kubu merasa paling benar dalam menafsirkan AD/ART partai.
Terkait adanya isu pertemuan antara Akbar, Aburizal dan Agung Laksono, Idrus mengaku tidak tahu meski dirinya menjabat sebagai Sekjend Golkar.
"Saya tidak tahu, belum dengar," kata Idrus.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Akbar tengah melakukan mediasi bersama dengan tim lobi Aburizal dan tim lobi Agung di kediamannya. Mediasi ini dilakukan untuk mencairkan ketegangan antara dua faksi di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.
Kedua kubu hingga saat ini masih bersikukuh mempertahankan pendapatnya terkait penyelenggaraan Munas untuk memilih orang nomor satu di Golkar.
Kubu Aburizal sendiri terus menyiapkan pelaksanaan Munas di Bali yang tinggal dua hari lagi. Panitia pelaksana Munas bahkan sudah berada di Nusa Dua, Bali. Undangan untuk para peserta Munas juga sudah disebar, termasuk untuk para calon ketua umum yang selama ini lebih condong pada Agung Laksono.