Nusa Dua, CNN Indonesia -- Bakal calon ketua umum Golkar Airlangga Hartarto dipuji Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) pada pembukaan Musyawarah Nasional partai itu di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu malam (30/11).
“Airlangga Hartarto kader muda penuh dedikasi, tidak mau ikut cara-cara inkonstitusional. Airlangga bahkan minta dipertimbangkan sebagai kandidat ketua umum lewat Munas. Ini cara yang benar dan bermartabat. Perlu diapresiasi sedalam-dalamnya,” kata Ical ketika memberikan pidato sambutannya di Aula Hotel Westin.
Ical pun memuji Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung yang menentang Presidium Penyelamat Partai Golkar bentukan Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono, rival Ical di internal partai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama Muladi tak lupa disebut oleh Ical. “Saya juga apresiasi Pak Muladi yang dengan tegas menolak posisi penting di Presidium. Beliau mengerti Presidium merupakan tindakan inkonstitusional yang tidak produktif,” kata mantan menteri koordinator kesejahteraan rakyat itu.
Muladi sebelumnya ditunjuk Agung Laksono menjadi Ketua Panitia Penyelenggara Muans Tandingan. Namun ia mengundurkan diri setelah mengikuti rapat dengan kubu Ical di Bakrie Tower, Jakarta, pekan lalu.
Ical mengajak kader Golkar untuk tidak terpecah dan bisa saling bermaafan. “Mari besarkan partai ini. Bercerai kita runtuh dan akan kehilangan arah,” ujarnya.
Secara terpisah, Agung Laksono menuding sejak awal Munas sudah tak demokratis dan hanya diskenariokan untuk memenangkan Ical kembali sebagai ketua umum Golkar. Oleh sebab itu ia akan tetap menggelar munas tandingan pada Januari 2015.
Sementara Airlangga yang dipuji Ical, justru mengkritik Munas. Dia menyebut pendukung Ical dan non-Ical mendapat perlakuan berbeda. Airlangga misalnya belum menerima Tata Tertib, padahal kader lain sudah mendapatkannya.
Airlangga juga mengatakan janggal bahwa posisi pengurus Dewan Pimpinan Pusat Golkar yang seharusnya menjadi peserta Munas justru diturunkan menjadi peninjau atau panitia. “Saya dijadikan panitia, dan sampai sekarang belum menerima Tatib. Partai sebesar ini, sampai hari H kenapa tak ada kejelasan,” kata dia.
Anggota DPR itu lalu menyindir Ical. Jika pemilihan ketua umum Golkar dalam Munas diibaratkan pertandingan sepakbola, kata dia, maka Ical adalah pemain, penonton, wasit, sekaligus hakim garis.