MUNAS GOLKAR

Hajriyanto: Upaya Mediasi Agung-Ical Terlambat

CNN Indonesia
Senin, 01 Des 2014 14:05 WIB
Hajriyanto Thohari kecewa berat dengan partainya. Dia mundur dari Ketua DPP Golkar, batal jadi calon ketua umum, tak hadir di Munas, tak peduli apa hasil Munas.
Keributan di arena Munas Golkar. Konflik di tubuh Golkar memicu sedikit keributan di lokasi Munas Golkar, Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11). (Antara/Nyoman Budhiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Golkar Hajriyanto Y. Thohari berpendapat sudah tak ada cara lagi untuk mendamaikan kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono yang kini berseteru di internal Golkar. Mediasi seharusnya dilakukan sebelum Musyawarah Nasional digelar.

“Kalau mediasi dilakukan saat ini, sudah kedaluwarsa. Mediasi atau rekonsiliasi hanya mungkin kalau Munas belum digelar. Kalau Munas sudah dimulai, lewat itu barang,” kata Hajriyanto kepada CNN Indonesia, Senin (1/12).

Hajriyanto yang semula berminat bertarung pada pemilihan ketua umum Golkar, beberapa waktu lalu membatalkan niatnya. Ia juga mundur dari Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar dan Presidium Penyelamat Partai Golkar bentukan Agung Laksono. Seluruh jabatan di Golkar ditinggalkan Hajriyanto karena kecewa dengan konflik yang terjadi di tubuh partainya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya jadi anggota biasa saja. Saya tidak mendukung Munas 30 November maupun 30 Januari 2015. Saya mau Munas rekonsiliasi. Saya menginginkan kompromi. Tapi karena tidak bisa, maka saya mundur (dari kepengurusan Golkar),” ujar Hajriyanto.

Saat ini, Hajriyanto tak hendak berbuat apa-apa soal partainya. Ia pun tak menghadiri Munas Golkar yang tengah berlangsung di Nusa Dua, Bali. “Munas kan sudah berjalan, laporan pertanggungjawaban (Aburizal) akan dibacakan, maka Munas sudah jadi fakta politik. Apa boleh buat,” kata mantan wakil ketua MPR itu.

Soal tawaran Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung untuk memundurkan waktu pemilihan ketua umum dengan membuatnya terpisah dari Munas, Hajriyanto tak setuju. Menurutnya, agenda Munas dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Partai Golkar mencakup pembacaan laporan pertanggungjawaban Ketua Umum, pemilihan ketua umum dan pengurus baru, serta mengesahkan program partai.

“Kalau Munas tanpa menyertakan ketiga agenda itu, ya bukan Munas,” ujar Hajriyanto.

Sebelumnya Akbar mengatakan meski Munas memang bertujuan khusus untuk memilih ketua umum, tapi bukan masalah jika pemiihan ketua umum digelar di waktu terpisah. Tawaran Akbar itu diajukan untuk melunakkan hati Agung Laksono yang bakal menggelar munas tandingan pada Januari 2015.

Namun tawaran Akbar itu langsung ditolak oleh rival Agung, Aburizal. “Tidak ada lagi sekarang tawaran itu,” kata Ical, sapaan Aburizal, di sela Munas IX Partai Golkar. Menurutnya, pengunduran waktu pemilihan ketua umum sama sekali bukan pilihan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER