Nusa Dua, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung tak bisa sendirian mengupayakan perdamaian dua kubu di Golkar. Pertikaian Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono telah berlarut-larut sehingga Akbar meminta pertolongan Priyo Budi Santoso, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar yang bergabung dengan kubu Agung.
Priyo juga prihatin dengan kondisi yang terjadi di Golkar saat ini. Mantan Wakil Ketua DPR itu semalam bahkan sempat
diusir dari arena Musyawarah Nasional Golkar dengan alasan dia menjadi anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar yang disebut Ical sebagai upaya kudeta inkonstitusional terhadap dirinya.
Priyo dan Akbar pun bertemu pagi ini, Senin (1/12). Mereka membahas strategi untuk mendamaikan Agung dan Ical. Akbar sekaligus minta tolong kepada Priyo untuk bisa menjadi penyambung lidahnya kepada Agung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya bilang ke Priyo, saya dengan (membujuk) Ical, Anda dengan Agung,” kata Akbar kepada CNN Indonesia. Ia ingin mempertemukan Ical dan Agung hari ini juga.
Akbar telah berusaha membujuk Agung sejak pembukaan Munas semalam. Namun Agung belum melunak. Dia tetap tak mau memasuki lokasi Munas meski juga berada di Bali. (Baca:
Ke Bali Tapi Tak Hadiri Munas, Agung Jajaki Perdamaian?)
Menurut Akbar, Agung beralasan tak bisa menghadiri Munas karena ada urusan keluarga di Karang Asem yang tak bisa ditinggalkan.
Sejak awal, Agung memang tak menyetujui Munas Bali. “Pokoknya saya tidak akan datang, sebab Munas tidak demokratis dan tidak sesuai Tata Tertib. Semua diarahkan untuk memenangkan Aburizal Bakrie,” kata dia.
Saat ini Agung dan kubunya tengah menggelar rapat untuk menentukan langkah mereka selanjutnya. (Baca:
Kubu Agung Rapat, Tentukan Langkah Hadapi Ical)
Akbar menargetkan perdamaian Ical dan Agung terealisasi hari ini, sebelum tata tertib pemilihan ketua umum disahkan pada Munas.