Jakarta, CNN Indonesia -- Sikap Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) versi Munas Bali Aburizal Bakrie (Ical) yang mendukung Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Pilkada terus mendapat reaksi. Setelah Agus Gumiwang bersyukur atas pilihan Ical, kali ini dia berkata hal itu dilakukan karena Ical telah ditinggalkan rekan-rekannya.
"Saya melihat dia ditinggal oleh rekan-rekannya dalam hal Perppu tersebut," kata Agus di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Golkar, Rabu (10/12).
Rekan yang dimaksud Agus adalah kolega dalam Koalisi Merah Putih (KMP).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa partai yang tergabung dalam KMP sebelumnya memutuskan mendukung Perppu Pilkada. Di antaranya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih kukuh mendukung Pilkada melalui DPRD.
Agus mengatakan, alasan Ical yang mengatasnamakan rakyat Indonesia hanya bentuk kamuflase belaka. Alasan Ical ditinggalkan oleh rekannya lebih relevan. "Sebagai Warga negara Indonesia dia ditinggalkan rekannya," ujar Agus.
Menurut Agus, jika keputusan Ical memang demi rakyat kenapa sikap tersebut baru diputuskan saat ini. "Apakah kehendak rakyat berubah begitu cepat, saya rasa tidak. Mereka pasti ingin Pilkada dilakukan secara langsung," kata Agus.
Dia menganggap inkonsistensi Ical merupakan sesuatu yang lucu. "Bayangkan saja, kesepakatan (hasil Munas Bali) baru terbentuk, tapi belum genap seminggu sudah diganti," ujarnya.
"Akhirnya Tuhan membukakan pintu hati, mata dan pikiran Ical sebagai WNI bahwa sesungguhnya suara rakyat menjadi suara Golkar bukan suara Golkar adalah suara rakyat," kata Agus.
Tak jauh berbeda dengan Agus, Agun Gunandjar juga menlontarkan komentar yang hampir sama. Bahkam Agun tertawa saat mendengar rekomendasi Munas diubah hanya dengan kicauan di Twitter. "Walau bentuknya rekomendasi, tapi harus dijalankan oleh DPP. Mendengar diubah saya hanya tertawa saja," kata Agun.
Agun yang dipilih menjadi pimpinan Fraksi Golkar di MPR dari kubu Agung Laksono tersebut berani mengatakan jika langkah Golkar bergabung dengan Koalisi Merah Putih serta mendukung Pilkada tidak langsung adalah untuk menggalang dukungan di Munas. "Dia (Ical) lakukan itu untuk mendapat dukungan, lalu setelah itu dibuang. Istilahnya habis manis sepah dibuang," lanjutnya.
Agun mengkritisi sikap Ical yang tidak konsisten. "Pemimpin kok plintat-plintut," katanya.