Petisi Desak Mundur Setnov-Fadli Zon Telah Diteken 29 Ribu

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Jumat, 11 Sep 2015 09:52 WIB
Banyak kritikan menyebut pertemuan pimpinan DPR dengan bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump kurang elok.
Fadli Zon bersanding dengan poster Donald Trump di Trump Tower. (@fadlizon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Petisi desakan pengunduran diri untuk Ketua dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Setya Novanto dan Fadli Zon, sudah diteken 29 ribu orang pada hari ketujuh sejak dibuat pada tanggal 4 September lalu. Petisi tersebut diinisiasi oleh seorang bernama Djati Erna Sahara.

Dalam laman change.org, Djati menyerukan tindakan Setya dan Fadli tidak mencerminkan bangsa Indonesia dengan mengunjungi bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump, di Trump Tower, New York, Amerika Serikat, pada Kamis (3/9). "Mereka berdua telah mempermalukan bangsa Indonesia dengan mengatasnamakan rakyat Indonesia mendukung Donald Trump," kata Djati seperti yang dituliskan dalam petisi.

Djati tak sepakat dengan kehadiran kedua politikus Indonesia itu saat Trump melakukan jumpa pers terkait pencalonannya. Trump dikenal sebagai sosok politisi Amerika yang anti Islam, rasis dan anti imigran. (Baca juga: Politikus PDIP Cemas Kunjungan ke AS Disusupi Penumpang Gelap)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini mencederai bangsa Indonesia yang mayoritas muslim, negara kesatuan yang berazaskan Pancasila yang menjunjung tinggi toleransi beragama, anti rasis dan ramah," ujarnya.

Setya dan Fadli disebut telah mementingkan urusan pribadi ketimbang kepentingan publik. "Paksa mereka mundur. Jangan ditunda lagi!" tulis Djati.

Sementara itu, salah satu pendukung Djati yang telah menandatangani petisi ini, Fransiska Sijabat, membenarkan sikap Setya dan Fadli yang tak mewakili suara rakyat. Hal serupa dilontarkan Eko Purwanto dalam kolom komentar petisi tersebut, "Wakil rakyat tak sesuai harapan kita."

Herlina Sukardi juga memandang sinis dua tokoh parlemen Indonesia ini yang justru menggunakan uang rakyat untuk keperluan pribadi. Di satu sisi, rakyat tengah mengalami krisis ekonomi.  (Baca: Setya Novanto-Fadli Zon Diberondong Tujuh Petisi Masyarakat)

Menurut catatan CNN Indonesia, tujuh petisi lainnya juga meminta kedua tokoh politik untuk meminta maaf, mengundurkan diri, bicara terus terang soal motivasinya, atau dicopot jabatannya.

Petisi tersebut dibuat antara lain oleh seorang warga Semarang bernama Hafidh Alfi, Abu Muhammad Al Jawy, organisasi massa PP Pemuda Muhammadiyah, dan badan pekerja Indonesia Corruption Watch.

Sementara itu, satu petisi yang dimulai oleh Kristyohadi Trissuwantoro kepada Badan Kehormatan DPR RI (sekarang Mahkamah Kehormatan Dewan), meminta MKD membuka motivasi hadirnya Setnov dan wakilnya di podium pencapresan Trump.

Setelah bermunculan desakan, MKD pun mengadakan rapat tertutup membahas pelanggaran etika kedewanan yang dilakukan Setnov dan Fadli Zon. Rapat digelar usai tujuh anggota DPR melaporkan pemimpinnya, Senin (7/9). Setnov dan Fadli Zon akan dikenai tiga sanksi, menurut MKD.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Setya terlihat hadir dalam konferensi pers Donald Trump di Trump Tower, New York City, Kamis (3/9). Pertemuan dilakukan selama 30 menit di Lantai 26, Trump Tower. Selanjutnya, kedua orang tersebut ikut turun ke bawah dalam jumpa pers Trump terkait pencalonannya. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh politikus Perindo sekaligus pengusaha media Hary Tanoesoedibjo.

Pertemuan dengan Trump dilakukan usai keduanya menghadiri sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York. Acara tersebut diagendakan berlangsung dari tanggal 31 Agustus sampai dengan 2 September 2015.

(hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER