Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan dirinya tidak akan maju dalam gelaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 di DKI Jakarta. Dia memilih berkonsentrasi untuk bekerja di Surabaya.
"Nggak lah.
Wong ini Surabaya saja belum dilantik. Kok mikir itu. Saya konsentrasi ke Surabaya. Kasihan warga Surabaya," kata Risma di Hall D JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (12/1).
Risma yang kembali terpilih menjadi Wali Kota Surabaya pada Pilkada 2015 lalu mengatakan, meski dirinya diminta maju oleh PDI Perjuangan menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta, dia akan tetap menolak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu, menurutnya sebagai bentuk penghargaan bagi masyarakat Surabaya yang telah memilihnya kembali memimpin kota pahlawan. Pasalnya, saat kampanye kemarin, dirinya banyak dibantu masyarakat Surabaya.
"Nggak, saya harus hargai warga surabaya. Nanti saya akan sampaikan. Karena ini saling menghargai," ujar Risma.
Risma mengaku akan segera menghadap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk mengkomunikasikan penolakan ini. Dia pun mengatakan bahwa, penolakan ini bukan soal senang atau tidak, karena memimpin Surabaya dinilainya sudah berat.
"Nanti setelah ini saya menghadap beliau (Megawati). Karena kemarin saya diminta banyak jadi pembicara, maka belum sempat," ucap Risma.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto sebelumnya mengatakan partainya sudah mulai mendapat masukan dan usulan terkait nama calon Gubernur DKI Jakarta untuk gelaran Pilkada 2017.
Nama-nama tersebut di antaranya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok), Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Nama-nama sudah masuk, aspirasi sudah masuk. Ada Ahok, Ridwan Kamil, Risma, Djarot, Boy Sadikin," kata Hasto di sela rapat kerja nasional (Rakernas) PDI Perjuangan, Senin (11/1).
(obs)