Ahok Ingin Pilih Wakil Sendiri: Harus Cocok dengan Saya

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Senin, 11 Jan 2016 10:18 WIB
Ahok menegaskan meski dirinya didukung partai, calon wakil gubernur yang akan menjadi pasangannya belum tentu dari partai politik.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama menyalami anak-anak saat peresmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Rusun Karet Tengsin, Jakarta, Rabu, 30 Desember 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak menutup kemungkinan menerima dukungan dari partai politik jika maju di Pemilihan Gubernur 2017. Namun Ahok menegaskan meski dirinya didukung partai, calon wakil gubernur yang akan menjadi pasangannya belum tentu dari partai politik.

Ahok menyatakan, calon wakil gubernur yang akan dia pilih haruslah orang yang cocok dengannya, dan itu belum tentu berasal dari partai yang mendukung dirinya.

"Wakil itu harus cocok dengan saya, sama saja seperti menikah kalau tak cocok memangnya enak," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (11/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok lantas menceritakan saat dirinya memilih Djarot Saiful Hidayat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, Djarot bukanlah pilihan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk menggantikan Joko Widodo yang saat itu terpilih menjadi Presiden Indonesia.

Namun dia saat itu lebih memilih Djarot sebagai wakil gubernur untuk mendampingi dirinya memerintah DKI Jakarta hingga 2017. Djarot, kata Ahok, orang yang enak dan bisa mudah diajak berbincang.

"Kami tergantung visi dan misinya apa, juga harus cocok karena kalau cocok akan enak nantinya," kata Ahok.

Sebelumnya Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Hendrawan Supratikno menuturkan pasangan Ahok-Djarot terbukti dapat membangun sinergi yang baik dalam beberapa tahun memimpin ibu kota. "Tentu tidak salah kalau PDIP mencalonkan kembali duet yang sama. Mereka sudah terbukti bisa saling melengkapi," ujar Hendrawan Supratikno.

Menurut Hendrawan, Ahok dan Djarot dapat bekerja sama dengan baik meski memiliki dua jenis sifat dan kepemimpinan yang berbeda. Ahok memiliki kepemimpinan yang meledak-ledak. Sementara Djarot lebih tenang dibandingkan Ahok.

Tetap ingin dipasangkan dengan PNS

Meski membuka peluang untuk didukung partai dan memilih wakil dari kalangan partai, Ahok masih memiliki keinginan calon wakil gubernur pasangannya berasal dari kalangan pegawai negeri sipil.

Keinginan tersebut muncul karena Ahok ingin mengubah stigma jelek yang ditanamkan masyarakat jika melihat para PNS.

Menurut Ahok, jika nantinya dia memilih PNS sebagai wakilnya, masyarakat pasti akan mengorek kesalahan-kesalahan masa lalu yang pernah dibuat oleh sang PNS. Tak hanya itu, masyarakat juga kemungkinan akan membuat kasus yang akhirnya menjatuhkan nama si PNS tersebut.

"Kalau ada PNS maju masyarakat akan mengorek masa lalunya, pasti dicari-cari atau bahkan kasusnya diciptakan," kata Ahok.

Tak mau stigma itu terus berlanjut, Ahok akan mencari PNS di kalangan Pemerintah DKI Jakarta yang dirasa bersih dan cocok untuk dijadikan pendampingnya. Jika dia bisa menemukan PNS semacam itu maka akan membuktikan bahwa stigma masyarakat soal PNS malas atau korupsi tak benar.

Namun begitu, Ahok mengaku hingga kini dirinya belum menemukan sosok yang dia cari di dalam diri PNS Pemprov DKI Jakarta. "Saya tak tahu apakah ada PNS DKI yang berani muncul," katanya.

"Yang masih malu-malu kan Saefullah (Sekretaris Daerah DKI Jakarta), nah itu silakan dan saya kira masyarakat akan mulai mengorek dia, apakah terlibat kasus UPS atau bagaimana kinerja dia saat menjadi wali kota."

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER