Jakarta, CNN Indonesia -- Belum genap satu pekan Sigit Purnomo Said yang lebih kondang dikenal sebagai Pasha -vokalis dari Band Ungu- menjadi Wakil Wali Kota Palu yang baru. Namun, hantaman kritik dan hujatan publik sudah harus ia terima.
Awal sebab terjadi pada Rabu pekan lalu, saat banyak media melakukan peliputan atas pelantikan para kepala daerah yang terpilih dalam ajang pemilihan Kepala Daerah 2015. Pasha yang waktu itu dilantik, dikesankan kurang ramah terhadap jurnalis.
Bahkan, seperti kronologi yang diberitakan Antara, sang mantan vokalis band itu sempat berujar, “Saya ini sekarang sudah pejabat, bukan lagi artis. Kamu orang cuma kontributor kan,” kata Ridwan Lapasere salah satu jurnalis MNC Grup yang mengalami insiden tersebut.
Sontak perlakuan Pasha terhadap jurnalis mendapat kritik dari berbagai lembaga. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu menyesalkan sikap Pasha. "Jika kejadianya seperti informasi yang beredar, maka kami sangat menyesalkan peristiwa tersebut, karena di era keterbukaan informasi publik saat ini, masih ada perilaku pejabat yang seperti itu," kata Ketua Alinasi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, Mohammad Iqbal Rasyid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain AJI, Komisi Informasi Pusat juga memberikan tanggapannya. Menurut Ketua Komisi Informasi Pusat Abdulhamid Dipopramono mengkritik sikap arogan Wakil Wali Kota Palu terpilih Sigit Purnomo Said atau dikenal Pasha Ungu yang menolak wawancara wartawan dan mengingatkannya bahwa pejabat publik diwajibkan untuk mengadopsi keterbukaan informasi.
"Sebagai pejabat publik, termasuk kepala daerah dan wakilnya wajib untuk tidak menutup diri kepada publik, apalagi wartawan. Sebab menolak memberi informasi selain termasuk menghalang-halangi kerja jurnalistik sesuai UU Nomor 40/1999 tentang Pers juga melanggar prinsip keterbukaan informasi seperti diatur dalam UU Nomor 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)," kata Abdulhamid dalam siaran pers yang diterima Jumat pekan lalu.
Pasha Marahi BawahannyaKontroversi soal Pasha kembali berulang, saat ia memimpin apel bersama sekitar 1.500 pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah. Orang nomor dua di Kota Palu itu mendadak berang. Ia mendapati ratusan aparatur sipil menertawakan dirinya saat hendak memasuki mimbar upacara dalam apel kesadaran di Balai Kota Palu.
"Apa motif saudara-saudara tertawa saat saya memasuki mimbar upacara," kata mantan vokalis band Ungu itu saat mendapat kesempatan memberikan sambutan sebagai pemimpin apel, seperti dikutip dari kantor berita Antara. Pasha rupanya tak suka atas sikap beberapa bawahannya.
Selepas kemarahan Pasha, beragam tanggapan ia terima. Mulai dari yang mencibir, hingga yang menyambut baik luapan emosi itu. "Hanya seyogianya, teguran seperti ini hendaknya disampaikan tidak dengan nada keras dan emosional seperti itu. Kan bisa dikemukakan dengan ucapan yang lebih halus tanpa harus teriak-teriak di microphone," kata salah seorang PNS Kota Palu.
Tanggapan juga lantas meluncur dari Kementerian Dalam Negeri. Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Yuswandi A Temenggung kepala daerah memiliki kewenangan dalam menentukan cara menerapkan disiplin bagi pegawainya. Namun dia mengingatkan bahwa cara-cara yang dilakukan, akan menentukan kesuksesan kepemimpinan kepala daerah.
"Ini hanya persoalan kepemimpinan, mungkin tidak hanya Pasha, yang lain juga mungkin ada yang begitu. Saya kira Kemendagri memberikan pengertian bahwa ada yang namanya psikologi birokrasi dan kepala daerah itu sendiri yang menentukan bagaimana cara untuk mencapai kesuksesan kepemimpinannya," ujar Yuswan.
Panggung politik merupakan palagan baru buat Pasha. Banyak kejutan yang mungkin ia dapatkan
(antara/sip)