TNI Akan Fokus Perkuat Kekuatan di Timur Indonesia

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Selasa, 23 Feb 2016 18:38 WIB
Pangkalan udara TNI banyak dibutuhkan di daerah timur Indonesia. Saat ini, pangkalan udara TNI masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan pangkalan udara TNI banyak dibutuhkan di daerah timur Indonesia. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana memperkuat kekuatan pertahanan dan keamanan di wilayah timur Indonesia. Hal itu dilakukan dengan cara membangun infrastruktur untuk TNI seperti pelabuhan dan pangkalan udara.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan pangkalan udara TNI banyak dibutuhkan di daerah timur Indonesia. Saat ini, pangkalan udara TNI masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

"Selama ini kalau kami lihat pusat kekuatan TNI ada di Pulau Jawa. Itu yang tidak benar," kata Gatot seusai menghadiri rapat terbatas Pengembangan Kekuatan TNI bersama Jokowi di Kantor Presiden, Selasa (23/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gatot mencontohkan pusat kekuatan TNI di pulau Jawa tersebut misalnya pangkalan udara pesawat tempur di Madiun, Jawa Timur, pangkalan pelatihan pilot di Yogyakarta dan Skuadron Udara Hercules di Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

"Sehingga, semua penerbangan (komersil) lewat utara, tidak melewati tengah pulau Jawa (karena ada pangkalan TNI AU)," kata Gatot menjelaskan.

Selain ketiadaan pangkalan udara, Gatot menilai minimnya pelabuhan udara di wilayah timur Indonesia juga menghambat kegiatan TNI.

"Misalnya personel kami di Timor mau ke Pulau Aru mesti habiskan delapan hari. Habis waktu dia pulang 16 hari,"ujar Gatot.

Oleh karena itu, untuk ke depannya, Gatot mengatakan berencana untuk membangun pangkalan udara dan pelabuhan daerah timur Indonesia seperti Biak di Papua, Morotai di Halmahera dan Merauke di Papua.

"Maka dengan demikian penerbangan akan lancar dan pilot TNI AU juga setiap saat bisa berlatih (tanpa terganggu penerbangan komersil),"kata Gatot.

Selain akan membangun infrastruktur, Gatot juga menjelaskan TNI berencana untuk memperkuat basis pertahanan keamanan di pulau-pulau terluar dan terdepan di Indonesia.

Gatot kemudian mencontohkan pulau-pulau yang berada di dekat Timor Leste, seperti Pulau Wetan dan Pulau Alor.

"Dulu saat Timor Leste masih jadi provinsi Indonesia, pulau terluar adalah Timor-Timur. Sekarang jadi Wetan dan Alor," kata Gatot.

Nasib kedua pulau tersebut, kata Gatot, cukup terabaikan. Hal itu dapat dilihat dari pos angkatan laut dan bintara pembina desa (babinsa) juga cuma dua. "Sangat terbatas,"katanya.

Oleh karena itu, dia menegaskan hal tersebut perlu ditindaklanjuti. Hal itu agar Indonesia bisa mendapatkan perkembangan dan informasi terkini mengenai situasi di wilayah pulau-pulau terluar.

"Agar kita punya mata dan telinga untuk sampaikan segala perkembangan (di pulau terluar),"ujarnya.

Gatot mengatakan rencana tersebut akan dimatangkan oleh TNI bersama dengan tiga Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Udara dan Angkatan Laut untuk kemudian akan dilaporkan kembali ke Presiden Jokowi.

"Perencanaan tahun ini, program sesuai APBNP hanya memang penekanan Presiden dihitung rupiah dan dilakukan sehemat mungkin,"ujarnya.

Kesejahteraan Pilot

Gatot menjelaskan dalam rapat terbatas TNI, Joko Widodo juga menyampaikan imbauan untuk menyesuaikan kesejahteraan pilot-pilot TNI.

"Presiden juga katakan dengan peningkatan alutsista maka kesejahteraan awak pesawat juga harus disesuaikan," ujarnya.

Selama ini, Gatot menilai kesejahteraan pilot TNI masih di bawah standar. Dia mencontohkan gaji pilot TNI yang memegang pesawat tempur seharga Rp 700 juta hingga Rp 1 triliun masih lebih rendah dari pilot dari penerbangan komersil.

"Kalaupun dia pindah ke penerbangan apapun, gajinya pasti lebih tinggi. Ini perlu perbaikan,"katanya.

Sementara itu, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Presiden Joko Widodo berharap agar pembangunan TNI tidak hanya terpusat di pulau Jawa.

"Presiden berharap pembangunan TNI tidak terpusat di Jawa tapi Indonesia sentris sehingga kekuatan itu merata,"ujar Pramono. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER