Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ingin menjadikan partai politik itu sebagai partai yang modern dengan mengedepankan kaderisasi dan pembenahan organisasi.
Dalam sosialisasi pencalonan kepada pimpinan Partai Golkar kabupaten/kota di Sumatera Utara di Medan, Kamis, Novanto mengatakan, parpol itu banyak mengalami indikasi kemunduran hampir dua tahun terakhir. Indikasi itu terlihat dari perolehan suara Partai Golkar yang menurun, termasuk belum mampu parpol berlambang pohon beringin itu memenangkan capres yang didukung.
Karena itu, pihaknya memiliki pemikiran untuk mengubah Partai Golkar menjadi partai modern agar mampu memiliki peranan lebih besar dalam perpolitikan nasional. "Partai Golkar harus ditransformasi karena partai ini partai tua yang memiliki sumber daya yang lengkap," katanya.
Untuk menjadi partai modern, Novanto mengusulkan adanya proses kaderisasi yang kuat untuk mendapatkan kader-kader yang militan dan berkualitas. Proses kaderisasi tersebut sangat dibutuhkan agar orang-orang yang duduk di kepengurusan, terutama di tingkat DPP adalah kader yang tepat dan berkualitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, Partai Golkar harus memiliki pusat pendidikan kader untuk mendapatkan kader yang teruji dan mampu memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. "Orang yang mau menjadi gubernur, bupati, wali kota, bahkan calon menteri juga di sana (ikut pengkaderan)," kata mantan Ketua DPR RI itu.
Kemudian, kata Novanto, Partai Golkar perlu membenahi sistem organisasi untuk mendapatkan organisasi yang efektif dalam menjalankan tugas-tugas kepartaian. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah penggalangan kader hingga di daerah, bahkan hingga ke tingkat kecamatan dan desa/kelurahan.
Politisi yang kini menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR RI itu menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua fraksi agar lebih fokus dalam menjalankan program pengembangan Partai Golkar bila dirinya terpilih menjadi ketua umum Golkar.
Setelah itu, ia akan berkeliling ke seluruh provinsi untuk melakukan konsoliadasi guna menyukseskan berbagai agenda Partai Golkar, seperti pilkada pada tahun 2017 dan Pemilu 2019. "Waktu sangat pendek, kalau tidak menyadari, kita akan kalah dengan parpol lain," katanya.
Jika mendapatkan kepercayaan menjadi ketua umum dalam munas Partai Golkar mendatang, Novanto menyatakan komitmen untuk tidak mencalonkan pada periode kedua. "Hanya sekali, saya tidak mau dua kali karena harus ada regenerasi," ujarnya.
Plt Ketua DPD Partai Golkar Sumut Nurdin Halid mengatakan, calon ketua umum mendatang harus sosok yang "paripurna" agar mampu mengembalikan kejayaan parpol berlambang pohon beringin tersebut. "Orangnya harus 'berpucuk ke atas, mengakar ke bawah, rindang ke samping'," katanya.
(antara/sip)