Partai Diimbau Jangan Serang Ahok Bila Ingin Dia Kalah

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Mar 2016 14:25 WIB
Polcomm Institute berpendapat dalam berpolitik orang yang semakin disakiti lawannya malah akan semakin membesar.
Warga Jakarta mengisi formulir dan menyerahkan fotokopi KTP di booth temanahok.com, Kuningan City, Jakarta, Jumat, 11 Maret 2016, untuk memberi dukungan suara dalam pilgub 2017. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto mengimbau agar partai politik tidak terus menerus menyerang calon incumbent Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), apabila tidak menginginkannya menang di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.

"Saya kasih masukan kalau tak inginkan Ahok menang, jangan ikut-ikutan serang Ahok. Kalau bikin konflik dengan Ahok, semakin memperbesar (peluang menang) Ahok," ujar Heri Budianto saat ditemui di sebuah acara di Jakarta, Sabtu (12/3).  

Menurutnya, dalam berpolitik, orang yang semakin disakiti lawannya malah akan semakin membesar. Karenanya, dia menyarankan agar partai politik dapat semakin bijak menyikapi keputusan Ahok yang akan kembali bertarung namun melalui jalur perseorangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apabila nantinya Ahok menang di Pilgub Jakarta, hal tersebut akan menjadi instrumen baru yakni incumbent maju dan menang melalui jalur independen. Hal itu nantinya akan memicu dinamika serupa di daerah lain.

Dengan demikian dia meminta partai politik melihat dan menyadari dinamika yang ada jelang Pilgub DKI 2017. Menurutnya, langkah Ahok ini dapat berdampak besar bagi parpol yang terus menerus meyakini kekuasaan bisa didapatkan melalui partai.

Partai politik juga diimbau agar lebih mendengarkan suara warga DKI soal calon pemimpinnya untuk periode 2017-2022.

"Dua partai di sini Biem Benyamin (Gerindra) dan Ramadhan Pohan (Demokrat) sudah tahu pahitnya pilkada ini. Jadi ketika partai mengajukan nama itu-itu lagi, partai enggak peka. Banyak orang di luar sana yang punya kesempatan," katanya.

Di Pilgub Jakarta 2012, Biem Benyamin menjadi calon Wakil Gubernur mendampingi Faisal Basri. Mereka maju melalui jalur independen. Sementara, Ramadhan Pohan gagal di Pilkada Medan 2015. Saat itu dia berpasangan dengan Eddy Kusuma.

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER