Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat sosial Romo Benny Susetyo menilai, komentar mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Amien Rais tentang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak perlu direspons oleh semua pihak.
Menurutnya, seharusnya tokoh-tokoh politik Indonesia berbicara tentang agenda dan program kerja yang lebih substantif dibandingkan dengan persoalan subyektif seseorang.
"Yang dikritisi itu kebijakannya. Bukan dengan subyektifitas pribadi dan kehidupan seseorang. Jadi komentar-komentar seperti itu tidak perlu direspons," kata Benny saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (19/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu Benny menganggap komentar Amien Rais terhadap Ahok tidak akan memicu perpecahan di masyarakat Jakarta. Warga Jakarta memiliki rasionalitas yang tinggi, dan kesadaran yang kuat.
Untuk itu, serangan-serangan yang berbau personal dan subyektif tidak akan laku di masyarkat.
"Warga Jakarta dan rakyat Indonesia itu cerdas dan selektif milih rekam jejak, kemampuan, dan berpihak ke rakyat. Isu-isu dan cara seperti itu tidak akan berhasil," katanya.
Senada dengan Benny, pengamat politik dari LIPI Ikrar Nusa Bhakti menilai, apa yang katakan oleh
mantan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu tidak akan efektif untuk menarik dukungan dan simpati masyarakat Jakarta.
"Tidak akan efektif dan tidak ada pengaruhnya. Era nya sudah lain. Masyarakat Jakarta juga sangat terbuka, pandai mencerna apakah omongan seseorang itu sampah atau mengandung kebaikan," kata Ikrar saat dihubungi.
Dalam beberapa kesempatan, sebelumnya, Amien menyindir Ahok. Amien merujuk Ahok dengan istilah "dajjal", dewa kecil ingusan, dan sontoloyo.
Menurut Ikrar, penggunaan kata 'sontoloyo' yang digunakan Amien sangat tidak tepat. Apalagi, Amien merupakan tokoh nasional yang pernah menjabat posisi penting Indonesia, dan menyandang gelar profesor.
"Penggunaan kata sontoloyo saja sudah tidak tepat. Siapa yang sontoloyo dan mengapa seseorang disebut sontoloyo. Dari segi ilmiah, seorang profesor harus hati-hati menyebut seseorang itu sontoloyo. Harus ada asumsi yang kuat untuk itu," kata Ikrar.
Menurut Ikrar, Amien harus membuktikan kata sontoloyo yang diungkapkannya. Jika legitimasi Ahok di Jakarta masih kuat, tingkat kepercayaan publik Jakarta juga masih tinggi maka Ahok bukan tokoh sontoloyo.
Di balik komentar itu, Ikrar pun mengingatkan nazar yang pernah dibuat oleh Amien.
"Apakah Pak Amien dulu sudah memenuhi nazarnya yang katanya mau jalan kaki Yogyakarta-Jakarta kalau Jokowi terpilih jadi Presiden?" kata Ikrar.
(rel/obs)