Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo diimbau berkomunikasi dengan Front Pembela Islam menyikapi rencana demo besar bertajuk 'Aksi Bela Islam' pada Jumat, 4 November. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, imbauan itu disampaikannya beberapa kali, sejak kemarin hingga tadi pagi di Istana Merdeka.
Imbauan pertama disampaikannya melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno kemarin (31/10), sebelum Muhammadiyah, PBNU, dan MUI berkumpul di Istana. Ia pun kembali menyarankan hal itu secara langsung kepada Jokowi dalam pertemuan hari ini.
"Saya tadi malah sempat membisikkan ke Presiden, sebaiknya bersilaturahmi dengan Habib Rizieq (Imam Besar FPI)," kata Mu'ti di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (1/11).
Imbauan itu diberikan karena Jokowi diyakini memiliki komunikasi politik yang bagus. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini dipandang rendah hati dan mempunyai keberanian yang cukup untuk merealisasikan itu.
Selain itu, menurut Mu'ti, Jokowi perlu mendengar masukan dari FPI karena sebelumnya telah meminta masukan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan organisasi masyarakat berbasis Islam lain mengenai demo 4 November.
"Beliau menyatakan 'oh begitu ya pak'. Respons beliau seperti itu, terserah beliau," katanya.
'Aksi Bela Islam' merupakan tindak lanjut aksi yang digagas Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah ormas lain pada 14 Oktober. Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atas ucapan yang dianggap menistakan agama. Mereka menuntut kepolisian memroses Ahok, sapaan Basuki, secara hukum.
Demo 4 November nanti diprakarsai kelompok Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GPNF MUI). Rencananya aksi dimulai dengan
long march dari Masjid Istiqlal menuju Istana Negara.
(wis/obs)