Jusuf Kalla: Ricuh DPD Memalukan Indonesia

CNN Indonesia
Selasa, 04 Apr 2017 17:38 WIB
Menurut Jusuf Kalla, kericuhan itu membuat sejumlah pihak dari luar negeri mempertanyakan pelaksanaan demokrasi di Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap DPD bisa menyelesaikan persoalan internalnya secara terhormat. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyayangkan kericuhan yang terjadi dalam rapat parupurna yang digelar oleh Dewan Perwakilan Daerah, kemarin malam. JK menilai aksi tersebut sangat memalukan dan tidak seharusnya terjadi.

"Kami menyesalkan apa yang terjadi di DPD dan terus terang itu memalukan kami," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/4).

Menurut Kalla, kericuhan itu memalukan karena menjadi perhatian masyarakat di dalam dan luar negeri. Akibat kericuhan itu, kata JK, pihak luar negeri mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi dengan demokrasi Indonesia. 
Kericuhan itu juga disebut bertolak belakang dengan yang selama ini dibanggakan dan dipuji mengenai demokrasi di Indonesia. "Tentu kami malu melihat ini, jadi saya harap hal ini dapat diselesaikan oleh DPD sendiri," katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imbas kisruh yang terjadi di DPD semalam, anggota DPD menuntut pimpinan turun dari jabatannya untuk kemudian diadakan pemilihan pimpinan baru.

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang terpilih sebagai Ketua DPD menggantikan Muhammad Saleh. Namun terpilihnya Oesman Sapta mendapat penolakan dari pimpinan yang lama karena dianggap tidak sesuai dengan putusan Mahkamah Agung.
Terkait dengan itu, Jusuf Kalla tidak berkomentar banyak. Dia menyatakan bahwa persoalan legalitas menjadi urusan MA selaku lembaga yang akan mengambil sumpah jabatan pimpinan DPD.

Jusuf Kalla hanya berpesan agar DPD menyelesaikan persoalan internalnya melalui cara yang demokratis dan terhormat. 

"Biarkan DPD menyelesaikan sendiri dengan kehormatan sebagai lembaga negara dan melalui demokrasi yang baik pula," ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER