Mobil Pintar Masih Ditakuti

CNN Indonesia
Kamis, 18 Sep 2014 14:30 WIB
Mobil pintar sejatinya dibuat agar membuat penumpangnya lebih nyaman, tapi ternyata muncul pula rasa takut dari para pengendara.
Perakitan mobil
Jakarta, CNN Indonesia -- Google mempopulerkan mobil pintar tanpa pengemudi. Sedangkan produsen otomotif, punya mobil yang di dalamnya memakai sistem operasi. Seluruh mobil itu layak disebut pintar karena memang serba terhubung.

Namun konsep yang ditawarkan justru menimbulkan rasa cemas. Center for Insurance Policy and Research (CIPR) misalnya, lembaga Amerika Serikat itu membuat daftar panjang mengenai keabsahan mobil pintar self-driving. CIPR mempertanyakan pihak yang akan bertangung jawab apabila mobil pintar mengalami kecelakaan, apakah pengguna atau pembuat.

Pada acara Intelligent Transport Systems (ITS) World Congress di Detroit, Amerika Serikat, sempat diadakan diskusi teknologi mengenai keselamatan dari mobil pintar dan penghindaran kecelakaan. Hal ini turut mengundang perhatian 10 ribu teknisi, ilmuwan, dan analis pada acara yang berakhir Kamis (11/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam diskusi tersebut, sempat menyinggung soal sistem mumpuni yang sepertinya akan menelan biaya dua sampai tiga kali lipat lebih besar dari yang dikeluarkan oleh pengadopsi teknologi terdahulu.

"Seharusnya yang ditanamkan di benak adalah 'mobil yang tidak akan tabrakan'," ungkap kepala divisi teknologi General Motors Co, Jon Lauckner, pada acara ITS World Congress.

Meski ditakuti, namun ada banyak pihak yang menyambut baik mobil pintar. Lembaga audit Amerika Serikat, KPMG, menilai penggunaan mobil pintar tanpa kemudi berpotensi mempersingkat waktu perjalanan, mengurangi pola lalu lintas yang tidak beraturan, dan adanya pilihan untuk mengubah pengaturan operasi.

Menurut KPMG, ekosistem otomotif sangat mungkin berubah di masa depan. Ukuran dan bentuk dari sebuah mobil pasti akan bertransformasi dengan sendirinya. Tak dipungkiri apabila para konsumen akan tertarik untuk beli mobil produksi raksasa teknologi, seperti Apple, Microsoft, Google, bahkan Intel.

Hal senda juga disampaikan oleh Jeff Owens dari Delphi Automotive. "Penggunaan mobil pintar di jalan besar 'kan untuk memperoleh pengalaman dan memantau bagaimana pasar akan bereaksi," ujar Owens.

Tambahan dari seorang analis Citi, Itay Michaeli, teknologi keterhubungan dari mobil pintar dianggap sebagai potensi untuk pengurangan emisi penggunaan BBM kendaraan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER