Mobil Pintar Mudah Diretas

CNN Indonesia
Rabu, 17 Sep 2014 14:41 WIB
Mobil pintar memang terkesan bisa memberi banyak manfaat, namun di sisi lain para penggunanya juga memili risiko yang besar.
Jakarta, CNN Indonesia -- Mobil pintar memang terkesan bisa memberi banyak manfaat, namun di sisi lain para penggunanya juga memili risiko yang besar.

Menurut Profesor Andry Rakotonirainy dari Pusat Penelitian Kecelakaan dan Keselamatan Jalan di Queensland University of Technology, konektivitas nirkabel seperti bluetooth membuat mobil dapat dengan mudah dikendalikan dari jarak jauh, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya pencurian.

Rakotonirainy mengatakan bahwa siapapun dapat mengakses atau mengendalikan mobil secara nirkabel dengan melewati beberapa protokol yang mudah, karena sistem keamanan cyber yang ada pada mobil diklaim masih sangat minim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keterhubungan dan otomatisasi mengekspos mobil untuk ancaman yang lebih besar," katanya, seperti dikutip dari ABCnet, Selasa (17/9).

Dia menambahkan bahwa mobil tipe keluaran terbaru saat ini rata rata memiliki 30 hingga 120 komputer kecil di dalamnya untuk mengendalikan fungsi rem dan kemudi. Bahkan di YouTube, ada video yang memperlihatkan beberapa peneliti dari Amerika Serikat mengendalikan sebuah mobil melalui iPhone.

“Ini bukan fiksi ilmiah, hal ini bisa dilakukan dengan sangat mudah. Anda bisa duduk di luar mobil dan meretas melalui bluetooth untuk membuka dan memindahkannya,” lanjutnya.

Rakotonirainy mengatakan jika peretas sudah mengambil alih pusat kendali mobil, maka seluruh fungsinya bisa dikendalikan dengan maksud dan tujuan tertentu.

"Mereka dapat mengontrol speedometer, rem ABS, dan kemudi,” ujar Rakotonirainy.

Sependapat dengan Rakotonirainy, Russell Manning, juru bicara perusahaan asuransi dan travel di Australia, Royal Automobile Club of Queensland (ROCQ), melihat bahwa kombinasi mobil berteknologi tinggi dan keamanan yang buruk dapat membuat pencuri lebih mudah untuk mengendalikan mobil, melacak perjalanan hingga memanipulasi GPS.

"Pesannya adalah untuk produsen kendaraan, manajemen angkutan dan pemerintah. Mereka harus berpikir tentang mekanisme keamanan yang tepat untuk melindungi kendaraan." ujar Russell.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER