Jakarta, CNN Indonesia -- Pada 21 Juli 1969 sejarah baru tercipta. Untuk pertama kalinya manusia bisa memijakkan kaki di Bulan yang diwakili oleh Neil Armstrong dan Edwin 'Buzz' Aldrin. Keduanya mendarat menggunakan Apollo 11.
Pendarat manusia pertama di Bulan itu diabadikan dan disaksikan oleh manusia dari berbagai negeri. Tapi nyatanya, ada beberapa pihak yang meragukan pencapaian tersebut.
Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) dituding melakukan penipuan publik dengan membuat skenario pendaratan yang apik, detail, dan terstruktur dengan rapih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 1974, seorang penulis bernama Bill Kaysing menerbitkan buku berjudul, 'We Never Went to the Moon' (kita tak pernah ke Bulan) dan belum lama ini Channel Fox 5 juga menyiarkan film dokumenter berjudul 'Did We Land On The Moon?'.
Isi buku dan film tersebut sama, yakni mempertanyakan sejumlah keganjilan yang terlihat pada foto-foto pendaratan di Bulan.
Berikut adalah sejumlah teori kebohongan pendarat di Bulan berserta sanggahan dari NASA dan pihak terkait.
Bintang yang tak terlihatFoto-foto pendaratan di Bulan sama sekali tidak memperlihatkan bintang di langit. Padahal, dengan mata telanjang bintang-bintang tersebut bisa terlihat jelas dari bumi.
Bulan tidak memiliki atmosfer, jadi baik siang atau malam langit di sana akan selalu terlihat gelap. Sedangkan absennya bintang-bintang pada foto diklaim memang keterbatasan kamera saat itu.
Para astronot sengaja menyetel kamera pada tingkat pencahayaan yang rendah. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan permukaan bulan yang sudah memantulkan cahaya.
Kibaran bendera ASTak ada angin dan gravitasi di Bulan, tapi mengapa bendera Amerika Serikat yang ditancapkan terlihat berkibar?
Jawabannya mudah. NASA sengaja menggantung bendera tersebut pada tiang yang berdiri secara horisontal dan vertikal, atau terlihat seperti huruf L yang terbalik.
Efek berkibar yang terlihat pada foto sebenarnya adalah kerutan yang timbul karena bendera tersebut baru saja ditancapkan.
Objek yang harusnya terlihat gelapInilah sebuah teori yang ikut dibantahkan oleh produsen kartu grafis Nvidia.
Saat Aldrin mendarat di Bulan, Armstrong mengabadikan gambarnya melalui jepretan sebuah lensa. Foto ini kemudian menjadi perdebatan karena ada pencahayaan yang dianggap tidak lazim.
Foto tersebut diambil saat Aldrin turun dari tangga sembari membelakangi pesawat. Anehnya, pada pakaian Aldrin tetap terpapar cahaya. Padahal saat itu sumber sinag tengah menerangi sisi lain pesawat.
Berbagai tudingan pun muncul. Ada yang menilai bahwa foto tersebut diambil di sebuah studio dengan teknik pencahayaan khusus, inilah yang akhirnya dijawab oleh Nvidia.
Analisa yang menggunakan GPU GTX Maxwell menyimpulkan bahwa, cahaya tersebut datang dari sinar matahari di belakang Lunar Lander yang mengenai permukaan Bulan. Permukaan bulan sendiri memiliki partikel-partikel kecil seperti kaca yang dapat memantulkan cahaya.
Bayangan yang tak konsistenBukti lain yang dianggap penerbangan ke Bulan itu palsu adalah, foto bayangan yang terlihat tidak konsisten, mengarah ke segala arah. Padahal di situ hanya ada satu sumber cahaya.
Kuat dugaan itu adalah sinar lampu studio yang memang berada di titik-titik khusus. Tapi nyatanya tidak demikian.
Permukaan Bulan tidak datar. Banyak kawah, gundukan, dan bebatuan. Inilah yang membuat bayangan yang tertangkap kamera tidak konsisten, karena sinar memang terhalang berbagai benda.
Pun begitu hingga kini temuan tersebut masih terus diperdebatkan. Ada sejumlah pihak yang belum puas dengan sanggahan yang ada. Tapi bagaimana pun juga, banyak pihak yang telah terlibat dengan peluncuran tersebut.
Peluncuran Apollo 11 disaksikan oleh 3.500 wartawan dari seluruh dunia di Kennedy Space Center, dan ada sekitar 400 orang yang ikut terlibat dalam misi yang sudah direcanakan selama 10 tahun itu.