Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sea World Indonesia selaku pengelola akuarium air laut Sea World mengaku masih merawat ikan dan biota laut lain meskipun ditutup secara sepihak oleh PT Pembangunan Jaya Ancol.
Kepala Unit Promosi Sea World, Teddy Sukmawinata mengatakan, seluruh kegiatan operasional perusahaan berjalan normal dengan jumlah karyawan yang tidak berkurang.
“Kita merawat ikan-ikan dengan sangat baik, termasuk hewan-hewan langka,” ujarnya saat dihubungi
CNN Indonesia, Kamis (9/10). Sea World saat ini memiliki 200 spesies biota laut dengan jumlah mencapai 20 ribu ekor. Biota laut yang langka di sana antara lain ikan duyung, penyu, dan hiu kepala martil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak terpikirkan oleh perusahaan untuk melakukan pelepasliaran biota laut jika nanti mereka kalah dalam sengketa hukum dengan Pembangunan Jaya Ancol.
Namun, jika pelepasliaran atau pemindahan biota laut harus terjadi, pengelola Sea World mengatakan hal itu harus dilakukan bersama pemerintah dan para ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Kehutanan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Badan Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta.
“Kami akan bentuk tim ad hoc jika harus melakukan itu. Berkonsultasi dengan mereka,” ucap Teddy.
Sebelum pelepasliaran atau memindahkan biota laut, ada proses penting dan panjang yang disebut habituasi, sebuah upaya penyesuaian agar hewan terbiasa pada habitat baru. Sebelumnya, pengelola Sea World punya pengalaman melakukan pelepasliaran penyu di Kepulauan Seribu pada Juli 2013.
Fauzan Ali dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI, berpendapat bahwa pemindahan ikan ke sebuah kolam dengan air baru bisa membuat ikan mengalami stres. Ia mengingatkan agar para ahli yang terlibat dalam pemindahan atau pelepasliaran ini memiliki dasar pengetahuan mengenai ekosistem makhluk hidup yang kuat, agar tidak teledor dalam menjalankan perannya.
Selain masalah air, teknik pengemasan dan transportasi juga penting. Besar-kecilnya ikan pasti mempengaruhi bagaimana mereka dibawa agar tidak mengalami cedera.
"Teknik tambahan pada ikan besar bisa saja dilakukan pembiusan, namun tetap perlu tinjauan lebih lanjut soal itu," terang Fauzan.
Fauzan menyayangkan jika Sea World harus ditutup permanen, apalagi jika biota laut di sana terlantar karena kasus hukum yang tak berkesudahan antara dua perusahaan.