Jakarta, CNN Indonesia -- Awan tebal di Jakarta menutupi wajah gerhana bulan total yang terjadi pada pukul 17.54 WIB pada Rabu (8/10). Kepala Planetarium Bambang Pramestiadi mengatakan, penampakan gerhana memang sangat bergantung pada cuaca.
Dari pantauan
CNN Indonesia di Planetarium, kala itu cuaca memang mendung. “Gerhana bulan sedang berlangsung di sana, tapi awan tebal itu terus-menerus menutupinya,” ujar Bambang di sela acara nonton bareng di Planetarium.
Kendati demikian, para pengunjung yang berjumlah sekitar 20 orang, tetap bersabar menanti penampakan gerhana bulan itu di atap gedung teater Planetarium yang biasa dimanfaatkan untuk memeragakan simulasi benda langit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau awannya segelap itu dan tidak bergerak, ya sulit untuk menyaksikan dengan mata telanjang," jelas Bambang.
Ini bukan pertama kalinya gerhana bulan tertutup awan tebal di Jakarta. Pada 2012 dan 2013 kejadian serupa pernah terjadi dan kala itu Planetarium juga menggelar acara nonton bareng.
Bambang memprediksi warga yang tinggal di Indonesia bagian tengan dan timur dapat melihat gerhana bulan total kali ini dengan jelas, begitu juga dengan kawasan Amerika Serikat.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, gerhana ini diawali dengan fase Gerhana Penumbra Mulai (P1) yang akan terjadi pada pukul 15:14 WIB, kemudian berlanjut pada fase Gerhana Sebagian Mulai (U1) pada pukul 16:14 dan mencapai gerhana bulan total pukul 17:54 WIB.