Jakarta, CNN Indonesia -- Insiden meledaknya roket Anteras memang tidak memakan korban jiwa, namun kerugian akibat kejadian tersebut ditaksir mencapai Rp 24 miliar.
Peluncuran Antares merupakan bentuk kerja sama antara badan antariksa Amerika Serikat (NASA) dengan perusahaan swasta Orbital Sciences Corp. Nilai kesepakatan ini mencapai US$ 1,9 miliar.
Orbital Sciences memiliki kewajiban mengantarkan pasokan kebutuhan astronot NASA dalam paket delapan kali penerbangan, namun dipenerbangan keempat roket yang digunakan meledak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat ledakan itu, fasilitas peluncuran roket milik NASA yang berlokasi di Virginia luluh lantah. Semua fungsi rusak dilahap si jago merah yang menurut saksi mata sampai membentuk bola api raksasa.
Kerugian tidak hanya sampai di situ. Muatan berupa pesawat kargo juga hancur terbakar, termasuk di dalamnya makanan seberat
616 kilo gram, sebuah satelit, dan perlengkapan lain yang ingin dipakai astronot untuk meneliti asteroid.
Seperti dikutip dari
The Register, Rabu (29/10), total kerugian yang dialami NASA ditaksir mencapai US$ 2 juta, atau setara dengan Rp 24 miliar.
Hingga kini belum diketahui apa penyebab insiden tersebut. “Kami akan mengusut tuntas atas kecelakaan ini, dan melakukan tindakan agar kejadian serupa tidak terulang,” tulis pernyataan Frank L. Culbertson Jr., Executive Vice President untuk Orbital Sciences.
Selain bekerjasama dengan Orbital Sciences, NASA juga melakukan kontrak serupa dengan SpaceX. Penerbangan roket buatan perusahaan Elon Musk itu dijadwalkan meluncur Desember 2014 ini.