Virginia, CNN Indonesia -- Sebuah roket bernama Antares yang menjadi bagian proyek lembaga antariksa Amerika Serikat, NASA, meledak sesaat setelah diluncurkan pada pukul 18.22 di Virginia, Amerika Serikat, pada Selasa (28/10). NASA menjelaskan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
Roket itu membawa kebutuhan seberat 2,268 kilo gram untuk para astronot di stasiun ruang angkasa internasional. Sebanyak 616 kilo gram di antaranya adalah makanan, sisanya berupa perlengkapan kebutuhan riset untuk meneliti kandungan asteroid.
Menurut juru bicara NASA, Jay Bolden, kegagalan terjadi pada saat peluncuran. "Ada beberapa kerusakan dalam roket dan pusat kontrol masih mencoba mencari letak kesalahan itu," katanya seperti dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orbital Sciences Corp., perusahaan yang dipercaya NASA untuk membangun dan menerbangkan roket, berjanji untuk menginformasikan penyebab kegagalan peluncuran tersebut.
Orbital Sciences Corp terlibat kontrak senilai US$ 1,9 miliar dengan NASA untuk mengantarkan semua pasokan dalam beberapa penerbangan ke stasiun ruang angkasa. Antares, adalah penerbangan ketiga dan delapan yang disepakati dalam proyek.
“Kami akan mengusut tuntas atas kecelakaan ini, dan melakukan tindakan agar kejadian serupa tidak terulang,” tulis pernyataan Frank L. Culbertson Jr., Executive Vice President untuk Orbital Sciences Corp.
Antares sendiri sebenarnya dijadwalkan meluncur pada hari Senin waktu setempat, namun mundur sehari karena jalur penerbangan roket belum seteril.
Bola apiDetik detik ledakan ini sempat terekam oleh video. Di sana terlihat roket sempat mengudara selama beberapa detik sebelum terjadi ledakan. Awalnya, peluncuran ini terlihat aman dan tidak ada masalah, namun setelah enam detik peluncuran, ledakan besar terjadi.
Ed Encina, seorang saksi yang melihat kejadian tersebut dari jarak sejauh tiga mil mengatakan, ledakan itu menghasilkan bola api besar. "Awalnya terlihat baik baik saja, karena Anda melihat sebuah peluncuran besar dan langit terlihat cerah, tapi tiba tiba ada bola api besar," ujar Encina.
Sebuah roket yang diluncurkan tentu saja membawa bahan bakar dalam jumlah besar agar dapat bergerak 25 kali lipat kecepatan suara.
"Jadi, ketika peluncuran itu gagal, itu bisa jadi bencana besar," ujar seorang mantan astronot NASA, Mark Kelly.